Mohon tunggu...
Inas Atikah
Inas Atikah Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jani dan Awan

3 Februari 2020   09:25 Diperbarui: 3 Februari 2020   09:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tak lama kemudian bel pulang pun berbunyi, seperti biasa Awan mengajak Jani untuk pulang bareng, tapi kali ini Jani menolaknya. Jani belum mau pulang, Jani masih mau diem disini, masih mau menghirup udara dengan tenang. Jani sedang malas mendengar keributan dirumah. Ya memang sih di setiap keluarga, setiap rumah tangga pasti bakal ada yg namanya berantem. Tapi Jani tidak suka keributan, Jani tidak mau mendengar yang seperti itu.

" Yaudah aku temenin kamu, boleh ya? " 

Jani pun melirik awan lalu tersenyum mengangguk. Jani bahagia bisa mempunyai sahabat sebaik Awan, zaman sekarang mencari sahabat yang bener-bener peduli sama kita itu susah. Makanya Jani sangat beruntung sekali dipertemukan dengan Awan.

" Jani keluar yu jalan-jalan " ajaknya dengan penuh harapan agar ia mau.

" Kemana? " tanya jani,

" Bebas kemana aja, yang penting jalan. Oww kita cari makan aja yu? "

" Aku lagi ga mood buat makan, kita ke toko buku aja gimana? "

" Yaudah ayo goow "

Kemudian mereka menuju toko buku yang berada di Palasari, karena menurut Jani toko buku tersebut lebih lengkap dari yang lain, Jani memang menyukai hal-hal klasik juga sederhana. Sepanjang jalan mereka saling  bercerita tentang apa yang akan mereka lakukan setelah lulus SMA. Jani dengan kepribadian yang ramah, menarik, supel dan teliti yang ingin menjadi seorang Banker dan Awan menjadi seorang Dokter. Tidak lama tibalah mereka di depan halte Palasari, dan Awan pun memarkirkan sepeda motor tua nya. Menggandeng tangan Jani menuju satu toko yang dijaga oleh seorang Bapak paruh baya berkacamata yang merupakan langganan Awan sedari SMP.

"Dek Awan mau cari buku apa? Udah gede aja udah berani gandeng cewe lagi  canda Pak Paijo.

Lalu Jani melepas gandengan tangan awan dengan spontan sembari senyum-senyum kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun