Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan di Musim Kemarau

19 Agustus 2025   23:59 Diperbarui: 19 Agustus 2025   23:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang itu matahari seolah membakar bumi

Manusia lalu lalang di tengah hiruk pikuk kota

Debu, asap rokok, knalpot dan pabrik membuat paru-paru sesak

Deru motor, mobil dan klakson bersautan ditingkah suara parau penjaja gorengan

Gendang telinga pekak oleh bising tak terelak

Aku lunglai di sudut halte bus kota menahan lapar dahaga

Seharian berjalan keliling kota mencari majikan butuh pekerja

Setiap pintu toko, setiap gerbang pabrik aku bertanya

"Adakah lowongan kerja bagiku yang lulusan SMA?"

Semua menjawab "Maaf, tidak ada."

Kudekap ijazahku erat-erat

Ijazah yang aku peroleh dengan susah payah

Emak harus sering berhutang ke tetangga sebelah

Untuk membayar biaya sekolah

Sebulan sudah aku di kota ini

Tidur di masjid menjadi pembantu marbot  

Menyusuri jalanan kota setiap hari

Berharap satu hari nanti

Ada suara dari balik pintu pabrik  

"Ya kami butuh tenaga administrasi"

Matahari sudah mulai condong ke barat

Ketika tiba-tiba langit menjadi gelap

Awan berarak 

Angin bertiup kencang 

Petir menggelegar bersahutan

Kemudian..

Tanpa rintik kecil

Tiba-tiba hujan deras mengguyur bumi

Sangat deras

Hawa dingin mulai menyelimuti bumi

Aku teringat kata-kata ustadz "Berdo'alah ketika hujan turun, 

sebab Rasulullah SAW mengajarkan bahwa turunnya hujan 

merupakan waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa."

Ya Allah aku hanya ingin membahagiakan emak,

Mewujudkan keinginannya pergi ke tanah suci

Aamiin..

Cirebon, 19 Agustus 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun