Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Silaturahim Kaban BPSDM Kemendes PDT: Harapan Baru Pendampingan Desa

12 September 2025   14:00 Diperbarui: 13 September 2025   15:32 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahim Kaban BPSDM (kanan) dan M. Fachri (kiri) bersama TPP NTB usai Launching Desa Migran Emas dan MoU di Lombok. (Sumber: Dokpri)

Pertemuan sederhana di Sekretariat TPP NTB, Kamis 11 September 2025, ternyata menyisakan banyak refleksi mendalam bagi para pendamping desa. Kaban BPSDM Kemendes PDT, Dr. Agustomi Masik, hadir bersilaturahim dengan TAPM Provinsi, TAPM Kabupaten se-Pulau Lombok, hingga PD dan PLD Lombok Barat.

Hari itu, suasana pertemuan menjadi hangat ketika Bapak Kaban dan Pak Fachri bersilaturahim ke Tenaga Pendamping Profesional (TPP) NTB. Kunjungan ini dilakukan setelah keduanya menghadiri kegiatan Launching Desa Migran Emas serta penandatanganan PKS antara Dirjen KP2MI dengan Kepala BPSDM PMDDT di Lombok, NTB.

Dr. M. Fachri, S.STP., M.Si., bagi yang belum tahu, ia Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kemendes PDTT tahun 2018-2020. Kini, ia menjabat sebagai Direktur Buruh Migran Indonesia di Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), membawa perspektif penting dalam pertemuan reflektif ini.

Silaturahim Kaban BPSDM (kanan) dan M. Fachri (kiri) bersama TPP NTB usai Launching Desa Migran Emas dan MoU di Lombok. (Sumber: Dokpri)
Silaturahim Kaban BPSDM (kanan) dan M. Fachri (kiri) bersama TPP NTB usai Launching Desa Migran Emas dan MoU di Lombok. (Sumber: Dokpri)

Silaturahim itu tidak sekadar pertemuan informal, tetapi ruang berbagi pengalaman dan pandangan. Banyak catatan reflektif muncul, baik tentang masa depan TPP maupun tentang pentingnya menjaga konsistensi profesionalisme dalam mendampingi desa. Arahan yang disampaikan menyentuh pertanyaan mendasar: bagaimana nasib pendamping hari ini, dan ke mana arah pendampingan desa di masa depan?

Local Leader sebagai Ukuran Keberhasilan

Menurut Kaban, seorang TPP dianggap local leader bila memenuhi kombinasi atribut penting. Pertama, diakui warga desa sebagai sumber informasi atau solusi. Kedua, sering dimintai pendapat maupun tindakan praktis oleh masyarakat. Ketiga, mampu memotivasi inisiatif lokal, mulai dari kelompok warga, usaha desa, hingga kelembagaan. Keempat, memiliki rekam jejak dalam memfasilitasi capaian program desa.

Atribut tersebut menuntut lebih dari sekadar keterampilan administratif. Menjadi local leader berarti hadir dalam denyut kehidupan warga, mampu membaca kebutuhan yang tak selalu tertulis, dan mendengar aspirasi yang tak selalu terucap. Di titik inilah pendamping desa dituntut menjadi figur yang dipercaya sekaligus diteladani.

“PD dan PLD garda depan, berinteraksi langsung dengan warga dan memastikan keberhasilan pendampingan desa.
“PD dan PLD garda depan, berinteraksi langsung dengan warga dan memastikan keberhasilan pendampingan desa." (Sumber: Dokpri)

Sebagai garda depan, PD dan PLD memikul tanggung jawab terberat. Mereka berinteraksi langsung dengan warga, menengahi dinamika lokal, dan mengawal program pembangunan. Keberhasilan mereka menjadi local leader akan sangat menentukan keberhasilan program pendampingan desa secara keseluruhan.

Namun, refleksi yang diangkat Kaban juga menegaskan bahwa proses menuju local leader bukanlah jalan instan. Perlu penguatan kapasitas berkelanjutan, ruang belajar, dan dukungan kelembagaan yang konsisten. Di sinilah peran BPSDM menjadi kunci: membangun sistem yang mampu melahirkan tokoh-tokoh lokal dari kalangan TPP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun