Dan hasilnya, dalam enam bulan terakhir, lahirlah buku-buku yang sebelumnya hanya mimpi. tahun 2025 ini ada 10 buku diterbitkan oleh penerbit besar di indonesia.Â
Kisah ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang bagaimana kita, masyarakat, masih sering salah paham. Anak ADHD dianggap nakal, pembangkang, atau malas. Padahal, mereka hanya butuh cara belajar yang sesuai dengan "mesin otaknya."
Psikolog klinis Dr. Edward Hallowell, penulis Driven to Distraction, menyebut ADHD bukan sekadar gangguan, tetapi juga "gift" jika diarahkan dengan benar. Kreativitas, spontanitas, dan kemampuan berpikir di luar kotak adalah kekuatan besar yang lahir dari otak ADHD.
Saya merasakannya sendiri. Diagnosis di usia 9 tahun dulu sempat membuat saya merasa "berbeda." Tapi justru perbedaan itulah yang kini menjadi bensin api kreativitas saya.
ADHD bukan akhir, bukan pula kutukan. Ia bisa menjadi titik awal. Dengan pemahaman, dukungan, dan penerimaan, kita bisa menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan.
"Otakku sibuk sekali. Tapi justru di sanalah nyala api hidupku bermula."Imam Setiawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI