Mohon tunggu...
Ilma Susi
Ilma Susi Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Islam Rahmatan Lil Alamin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Citayam dalam Perspektif Islam

9 Agustus 2022   11:14 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:21 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber image: Kompas.id

Gambaran kehidupan Islam adalah menggabungkan materi dengan ruh.  Iman kepada Allah sebagai ruh yang terwujud dalam perbuatan-perbuatan takwa di tengah masyarakat. Makna kebahagian bagi penduduknya adalah rida kepada  Allah.

Merujuk pada pendapat Imam al-Mawardi, kita bisa membangun dunia termasuk membangun perkotaan, masyarakat urban yang beradab. Menurutnya,  masyarakat  yang beradab, wajib menanamkan 6 kaidah pokok.
Pertama, agama yang dianut (agama resmi negara); kedua, pemimpin yang berdaulat; ketiga, keadilan sosial bagi seluruh rakyat; keempat, keamanan dan ketentaraman masyarakat; kelima, negeri yang subur; keenam, cita-cita luhur.

Sebaliknya, bila agama sejak awal sudah tidak dipakai dan diabaikan dalam urusan  publik, tidak terlalu hadir dalam tata ruang perkotaan dan mempersiapkan generasi mudanya, termasuk kebutuhan geberasi mudanya  untuk diakui dan diberi apresiasi, maka munculnya problem pada generasi muda merupakan sebuah keniscayaan.

Pentingnya Arah Dakwah

Dakwah Islam bukan semata-mata membuat seseorang hijrah secara individual, tetapi dakwah Islam juga harus memberi sentuhan pada isu-isu yang lebih makro, hijrah peradaban, bagaimana masyarakat muslim perkotaan itu mengenal pembangunan perkotaan yang baik dan benar sesuai arahan Islam.

Karenanya para dai dan daiyah perkotaan harus bisa merespons fenonena Citayam ini dari segala sisinya. Agar berkomitmen mengembalikan kehidupan Islam ini tergambar di benak masyarakat perkotaan, generasi perkotaan, membangun mental mereka, membangun cita-cita generasi mudanya.

Penyatuan aspek  materi dan ruh pada konten dakwah, seharusnya juga mengisi ruang-ruang publik dan menjadi inspirasi utama buat anak-anak di Citayam dalam mengekspresikan dirinya. Ekspresi ketaatannya kepada Allah dimana ini bakal menjadi gaya hiduo mereka,  bukan sekadar eksistensi dan aktualisasi diri.

Pengemban dakwah di perkotaan harus mampu menangkap tantangan ini. Para dai harus betul-betul menguasai medan dakwah, melakukan observasi medan dakwah sehingga memiliki pemahaman utuh pada setiap peristiwa. Observasinya terhadap realitas daru setiap peristiwa lantas dijadikan materi dakwah dikaitkan dengan Al-Quran dan hadis tentang ruang hidup perkotaan dan tantangan generasi. Kerana Generasi muda bukan persoalan yang terpisah dengan keruangan, karenanya ruang ini harus diperhatikan menjadi medan dakwah hingga terjadi perubahan menuju peradaban kota yang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun