Mohon tunggu...
Ika Yuni Purnama
Ika Yuni Purnama Mohon Tunggu... Desainer - Ika Yuni Purnama

Desainer interior dan pengajar di Instiitut KesenianJakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja Mencekam dengan Dua Kelelawar

19 Februari 2021   12:40 Diperbarui: 19 Februari 2021   13:03 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Clara Daniswara Radhika. Jakarta Selatan

Mengapa ia harus jatuh cinta pada hati yang telah terbelah
Memilih sendiri dengan menggenggam cinta yang tak menyurut
Memperjuangkan kesetiaan seumur hidup

Siapa hendak disalahkan ketika takdir datang saat senja makin menjingga
Dan dua ekor kelelawar mulai membuka matanya
Mengintip bencana dalam gelap malam
Karena luka masa silam, nyawa melayang tanpa berkabar

Seseorang telah membunuh belahan hatinya, karena luka masa silam
Yang terluka torehan senyum masa silam
Kelelawar terbang rendah di senja itu, membawa hati yang terbelah dua
Untuk mengambil hati yang jatuh di masa silam

Kelelawar hinggap di pagi hari
Membayar kesetiaan yang menahun
Membuka kebenaran cinta
Berharap abadi

Jakarta, 19022021.12.00WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun