Menulis Sebagai Cermin Jiwa
Menulis adalah cermin. Ketika kita menulis, kita sesungguhnya sedang bercakap-cakap dengan diri sendiri. Kata-kata yang keluar sering kali mencerminkan isi hati yang mungkin selama ini terpendam. Bayangkan seseorang yang sedang marah, lalu ia menuangkan emosinya dalam bentuk tulisan. Ia menulis tentang kekecewaan, luka, dan kemarahannya.
Setelah menulis, biasanya rasa marah itu berkurang. Mengapa? Karena tulisan menjadi wadah aman bagi emosi. Ia tidak melukai orang lain dengan kata-kata, tidak juga memendam perasaan yang bisa menjadi bom waktu.
Dalam psikologi, hal ini dikenal dengan catharsis---pelepasan emosi yang membawa kelegaan. Tulisan adalah ruang privat, tempat aman di mana tidak ada yang menghakimi. Kita boleh sejujur-jujurnya, boleh selemah-lemahnya, tanpa takut ditertawakan atau diremehkan.
Menulis Itu Wisata Intelektual
Selain menyembuhkan, menulis juga adalah sebuah perjalanan. Saya menyebutnya sebagai wisata intelektual. Mengapa? Karena emu a menulis, pikiran kita diajak jalan-jalan. Kita mengunjungi ingatan masa lalu, menyusuri emu a-lorong ide, menyeberangi jembatan gagasan, hingga menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tak pernah kita sadari.
Setiap kata yang ditulis adalah emu ai kecil menuju pemahaman diri dan dunia. Menulis mengajak kita bertamasya di dalam kepala sendiri. Kadang kita menemukan kebahagiaan, kadang kita menemukan luka, kadang pula kita menemukan jawaban atas pertanyaan yang lama tak terjawab.
Bahkan, menulis bisa membawa kita berkelana jauh melampaui batas geografis. Dengan tulisan, kita bisa "pergi" ke Jepang, Arab, Amerika, atau bahkan ke dunia imajinasi yang belum pernah ada. emu aitu tanpa harus meninggalkan kursi tempat kita duduk.
Cara Menulis yang Mudah dan Menyentuh Hati
Banyak orang berkata, "Saya ingin menulis, tapi tidak tahu bagaimana memulainya." Sesungguhnya, menulis itu seperti bernapas. Yang dibutuhkan hanya keberanian untuk mengeluarkan isi kepala dan hati, tanpa terlalu sibuk memikirkan benar-salah atau indah-tidaknya kata.
Berikut beberapa langkah sederhana agar menulis bisa menjadi healing sekaligus menyentuh hati: