Rania menjerit dan mundur.
Tiba-tiba, cermin itu bergetar. Retakan kecil muncul di permukaannya. Sosok di dalamnya tersenyum mengerikan.
"Akhirnya..."
Sebuah tangan keluar, berusaha meraih Rania. Dengan panik, ia meraih kursi dan melemparkannya ke cermin. Suara kaca pecah menggema di ruangan.
Teriakan nyaring terdengar, memenuhi udara. Rania terjatuh, menutup telinganya. Hawa dingin menyelimuti ruangan. Lalu, semuanya sunyi.
Saat Rania membuka matanya, cermin itu telah hancur berkeping-keping. Potongan kaca berserakan di lantai, memantulkan cahaya lampu yang redup.
Tapi ada yang aneh.
Di pecahan kaca itu, ia masih bisa melihat pantulannya. Namun, pantulan itu... tersenyum.
Dan mulutnya masih berbisik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI