Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Pintu yang Bengkok

20 September 2025   22:22 Diperbarui: 20 September 2025   21:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Lima daun pintu, bengkok seiring bertambahnya usia. Setiap pagi, dengan kandung kemih penuh dan sebagainya, aku mengutuk pintu-pintu itu saat berjalan berjinjit dari kamar tidur kita yang menghadap ke jalan menuju kamar mandi, bersembunyi di balik bayang-bayang di belakang.

Ini adalah bangunan lama. Ini adalah rumah baru kita. Bau apek, kayunya gelap, tidak masuk akal tentang tata letaknya yang kuno.

Rumah ini adalah yang tertua di kota kita. Aku bercanda bahwa bangunan ini akan tenggelam karena banjir kenangan yang terlupakan.

Dia tidak tersenyum. Sudah lama sejak terakhir dia menyunggingkan bibirnya.

Benar, kita menginginkan sesuatu selama bertahun-tahun. Sesuatu untuk dikerjakan, sesuatu yang punya potensi. Sebuah lompatan, langkah, menuju masa depan yang cerah. Impian kita, rumah kita sendiri di perbukitan hijau.

Bukankah kita sudah sepakat mengenai hal ini? Namun, bukan pintunya yang dibiarkan mencekik kita. Aku selalu menemukan pintu-pintu itu lebih sering tertutup daripada tidak, membatasi ruang-ruang bercat putih yang lebih tidak masuk akal lagi.

Lima penjaga gerbang kuno. 

Lemari di ruang makan terbuka dengan panel kaca kuning buram yang diukir dengan bunga dan burung merak Tiongkok. Burung merak yang tulangnya terbuat kristal, bergetar setiap aku membuka kedua bagiannya, seolah-olah mereka tidak ingin melepaskan rahasia yang telah mereka simpan selama ini.

Tapi aku yang tinggal di sini sekarang. Aku akan berteriak. Kamu boleh mengerang dan menolak mengalah, tapi aku akan mendorong dan kamu akan membukanya.

Tentu saja aku harus berhati hati. Kalau tidak, dia akan memarahiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun