Mohon tunggu...
Ibrar Mufti
Ibrar Mufti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa MAN 2 Kota Padang Panjang

Menulis sebagai pengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dia Seekor Kutu

5 September 2022   13:45 Diperbarui: 5 September 2022   13:58 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ke nikahan saudara, jangan kasih tau siapa-siapa." Bayu paham betul dengan sikap bosnya yang seperti ini. Ia tak akan memberitahu jika dia sedang tidak ada di rumah. Ini mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, ditambah lagi dengan siasat lampu rumah yang dihidupkan terus menerus, meyakinkan banyak orang bahwa rumah itu masih dihuni.

Bayu pun mengangguk. Semenit setelahnya ia pun menyaksikan punggung Andrian yang sudah tenggelam dimakan perempatan jalan.

Tak ada yang spesial dari acara pernikahan itu. Alunan lagu daerah nan merdu pun menggetarkan gendang telinga, ditambah dengan bau masakan yang sudah terjamin kelezatannya. Semua berpadu di dalam tenda megah berwarna putih dan biru.

Senyuman bahagia menghiasi seluruh wajah, terutama orang yang akan menempuh hidup baru itu. Orang-orang mengobrol sana-sini, menertawakan masa lalu, bertanya kabar. Yaa, kental sekali dengan keramahan.

 Sampai akhirnya malam menjemput, semua orang tentunya sudah lelah dengan pesta besar itu. Tepat pukul 10 malam, ponsel Andrian berbunyi.

"Hallo, Bos, Pelanggan kemaren udah datang malam-malam begini, di cek ke rumah katanya nggak ada." Ah ya, pelanggan itu akan memberikan sisa uang dagangan Andrian, loh tapi katanya menunggu seminggu lagi.

"Aduh, kenapa mendadak begini bukannya dia bilang seminggu lagi? Kenapa nggak ngomong langsung ke saya? Suruh dia telepon saya ya."

Setelah itu hening sejenak, tampaknya Bayu sedang menyampaikan apa yang Andrian katakan. "Katanya nggak apa-apa, Bos, besok aja, dia juga mau ke rumah saudara, kebetulan lewat sini. Bos pulangnya besok, kan?

"Oh gitu yaa, yaudah deh. Saya pulangnya besok." Kemudian larutlah 2 insan itu kedalam perbincangan ringan, bercerita tentang pesta tadi sampai ke keadaan motor Bayu. 

Memang kalau sudah mengobrol bisa jadi lupa waktu. Sudah setengah jam waktu dihabiskan dengan mengobrol, dan itu pun dirasa sudah cukup. Andrian mematikan ponselnya, merebahkan badan membiarkan mimpi menarik pria itu masuk ke dalamnya.

Tak terasa, baskara pun menampakkan dirinya di ufuk timur. Kehidupan di desa pun sebenarnya sudah dimulai beberapa jam sebelum itu. Keadaan ini memungkinkan kita untuk melihat indahnya cahaya jingga yang dipancarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun