Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tole Diterima Kerja

25 Agustus 2021   23:10 Diperbarui: 25 Agustus 2021   23:50 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah bordil, sumber: Imaginechina/Rex Features via medicaldaily.com

"Iya, iya. Besok-besok saya bawa pakaian ganti," jawab Tole sedikit tersinggung.

Temannya satu lagi tersenyum. Senyumnya seperti ada maksud. Ia penasaran, siapa saja yang dilihat Tole di sana.

"Kamu berarti tontonannya begituan ya? Segar-segar dong? Ada yang cantik gak? Semok-semok pasti?" tanya teman itu sedikit nakal. Tole tersenyum. Ia tahu, teman itu pikirannya jorok sekali. Suka nonton film porno tengah malam.

"Ya, begitulah, Jo. Namanya juga kerja di rumah bordil. Tontonannya ya seksi-seksi, celananya kurang bahan, pahanya mulus dan bening, mukanya cantik dan menor, dadanya dibusung-busungkan. Sebagian besar sekali dan menggairahkan. Semua ada, dari yang muda sampai tua."

Teman itu meneteskan air liur. Pikirannya sudah ke mana-mana. Secara alamiah, ia berfantasi tidak karuan. Tole memukul pundaknya.

"Kamu mikir apa, ha?"

Teman itu hanya tertawa. "Sekali-kali kenalkan dong sama kita-kita," katanya. "Kami temanmu, bukan?" lanjutnya dengan penuh harap.

Tole ikut tertawa. "Saya ini cuma tukang sapu. Meskipun kerja di sana, saya tidak boleh masuk ke dalam rumah. Saya hanya di luar bersama petugas keamanan."

Suatu kali, ketika Tole sedang bekerja, ia mendapati seorang pemuda masuk dengan langkah gagah. Ia seperti kenal perawakan pemuda itu. Sekilas ia teringat kembali kenangan di kampung.

Seusai meletakkan pengki pada tempatnya, ia memandang pemuda itu benar-benar dari jauh. Pemuda itu turun dari mobil mewah. Pemuda itu mengenakan jas hitam dan celana hitam pula. Perlente, seperti bos-bos besar.

Tole perlahan mendekat. Ia bersembunyi di balik pohon Mangga. Ketika pemuda itu hendak membuka pintu, perangai Tole berubah. Sekilas ia melihat benar, ada beberapa tahi lalat di bawah bibir pemuda itu. Wajahnya pun tidak asing dengan sebuah tompel besar di pipi kiri. Tanda-tanda fisik yang mengingatkan kesakitan hati Tole. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun