"Apa ibu tidak salah dengar, Le? Kamu yakin kerja di situ? Kamu kan tahu itu tempat apa? Siapa yang mengajari kamu jadi anak nakal?" suara ibu mendadak tegas.
"Tole tidak nakal, Bu. Tole di sana hanya jadi tukang sapu. Beres-beres halaman rumah itu. Tidak lebih kok, Bu. Tole hanya di luar rumah. Bersih-bersih. Ya lumayanlah, Bu, daripada nganggur?"
"Oh! Ibu kira kamu jadi semacam germo begitu," jawab ibunya sedikit lega. Ia tahu, anaknya memang orang desa, tetapi parasnya tidak kalah jika diadu dengan orang kota.
Meskipun kulitnya hitam, ia memiliki badan tegap, berisi, dan berotot. Hidungnya mancung. Rambutnya hitam mengilat. Tole memang pandai mengatur penampilan dirinya.Â
Mungkin alasan itulah yang memikat pemilik rumah bordil untuk mempekerjakannya. Bisa jadi, jika tampilan orang di depan rumah sudah memikat, semakin banyak wanita berdatangan.Â
Di beberapa rumah bordil di kota itu, sudah menjadi rahasia umum, tukang sapu dan petugas keamanan diseleksi begitu ketat. Semua agar menarik minat para pelanggan.Â
Pemilik rumah bordil itu mungkin berharap, dengan hadirnya Tole sebagai tukang sapu yang begitu tampan dan kekar, setidaknya sudah membuat berahi wanita-wanita yang jarang dibelai meningkat sedikit, dan otomatis mereka akan mencari pelampiasannya, lewat memilih dalam etalase rumah itu, foto-foto lelaki mana yang ingin mereka pakai.
Demikianlah, Tole memberi tahu ibunya. Teman-teman indekosnya pun sudah tahu.
"Kamu kalau pulang, cuci tangan atau ganti pakaian dulu kenapa?" tanya seorang teman yang agak gusar saat Tole masuk indekos. Aroma air mani dan sperma dari kondom-kondom yang begitu saja dilemparkan para lelaki nakal di halaman, sedikit banyak melekat dan terciprat di tubuhnya. Tole akan mengambil itu satu demi satu dengan sapu dan pengki, lantas memasukkan ke tong sampah.Â
Belum lagi alat bantu seks yang baru selesai dipakai oleh para lelaki dan wanita nakal ketika bekerja. Mereka juga kerap melemparkan sembarangan, alat-alat yang sudah rusak karena terlalu berhasrat memainkannya. Dengan sigap, sama seperti membersihkan kondom, Tole memungut satu demi satu.Â
Tidak ada yang boleh tertinggal. Bila sedetik saja pemilik rumah bordil itu mendapati halaman kotor, ancaman pemutusan hubungan kerja sekejap di depan mata.