Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Neo dan Neji, Si Duo Remora

30 November 2020   19:44 Diperbarui: 30 November 2020   19:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:goodguytaxman.wordpress.com

***

"Bagaimana ini Neo? Kita tidak bisa begini selamanya. Hidup kita tidak tenang. Kita tidak leluasa bermain selama masih ada kerapu nakal itu. Dia mengawasi gerak kita terus menerus" Keluh Neji pada Neo di rumah karangnya.

"Hmmm..." Neo memutar otak. Benar apa yang dikatakan Neji. Aku harus mencari cara. Teringatlah dia akan sepupunya Neno, si ikan hiu kecil. Sudah lama dia tak berkunjung ke rumahnya.

"Neji, ikut aku" Tanpa membantah, Neji mengikuti arahan sahabatnya itu. Mereka berenang sejauh satu kilometer, mengunjungi Neno di rumah bangkai kapal.

***

"Neno.. Neno.. Neno" Panggil Neo. Dari balik serpihan kapal penuh karat itu, keluarlah Neno. Matanya berkedip berkali-kali. Nyawanya belum kumpul. Masih tertinggal beberapa di alam mimpi.

"Neo, apa kabar, tumben ke sini"

"Iya, Neno. Kabarku baik. Hmm... Kami butuh bantuan."

"Bantuan apa?" Neno bertanya mempertegas. Neo yakin Neno bisa membantu. Beberapa kali dia pusing dengan masalah, Neno bisa memberikan jalan keluar.

"Ini. Kami akhir-akhir ini dikejar kerapu nakal. Ukurannya besar sekali. Kami jadi tak tenang bermain" Kata Neo sembari memperkenalkan Neji pada Neno.

"Kerapu hitam itu bukan? Yang tubuhnya bertanduk kecil dan mukanya jelek itu ya" Neno seperti menyadari siapa yang disebutkan sepupunya itu. Dia pernah melihat sewaktu hendak mencari makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun