Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Neo dan Neji, Si Duo Remora

30 November 2020   19:44 Diperbarui: 30 November 2020   19:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:goodguytaxman.wordpress.com

"Iya benar-benar"

Neno berpikir. Bagaimana cara mengusir kerapu nakal itu. Sangat mustahil, dengan ukuran tubuh mereka yang kecil itu, melawannya. Tiba-tiba dari belakang, muncul sebuah suara.

"Siapa itu" Suara besar menggema. Ayah Neno keluar menemui mereka.

"Ini Ayah, ada Neo dan Neji, temannya"

"Oh, Neo. Ada apa?"

"Begini Yah. Mereka minta bantuan. Mereka terganggu dengan kehadiran kerapu hitam di dekat tempat bermain mereka. Ayah tahu kan, kerapu itu. Itu lho Yah, yang nakal itu. Pernah kuceritakan ke Ayah"

"Oh, kerapu itu. Iya, Ayah tahu" Pernah suatu kali Ayah memukulkan ekornya pada kerapu itu. Kerapu itu pergi menjauh. 

"Iya, kerapu itu memang suka mengganggu. Semua dimakannya. Bahkan, sudah kenyang pun selalu kelaparan. Ayah saja yang badannya berkali-kali lipat lebih besar darinya, tidak seperti itu"

"Ya, sudah. Begini saja. Bagaimana kalau kamu, Neo dan Neji bermain bersama Ayah. Nanti Ayah lindungi kalian dari kerapu nakal itu"

Karena melihat tubuh ayah sangat besar dan kokoh memanjang, tanpa pertanyaan, Neo dan Neji mengiyakan. Setiap kali mereka hendak bermain, mereka menunggu kedatangan ayah. Mereka bersembunyi di bawah sirip ayah dan tenang bermain, terlindungi dari serangan kerapu itu. Kerapu itu, tidak berani mendekati mereka.

Suatu ketika, ayah menggerak-gerakkan tubuhnya. Siripnya gatal sekali. Ada beberapa daging melekat seperti menggigit-gigit kulitnya. Daging itu tidak sengaja teramati Neo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun