Aku berdo'a dengan caraku sendiri. Aku meminta dengan caraku sendiri. Aku berserah dengan caraku sendiri. Tak peduli berapa octav lengkingan intonasimu. Tak peduli seberapa ingin kau membunuhku.
Orang-orang banyak yang lupa. Bahwa Tuhan tak punya agama. Bahwa Tuhan tak punya mata, telinga, mulut, bahkan hati serta perasaan.
Aku tak memintamu untuk mengikutiku. Aku tak memintamu untuk mengasihiku. Aku tak memintamu untuk membimbingku. Aku tak memintamu untuk mendo'akanku.
Bagiku tak rugi. Sesering apa Aku meminta. Sesering apa Aku berdo'a. Sesering apa Aku memohon. Bagiku tak rugi. Seberapa lelah Aku bersimpuh. Seberapa lelah Aku bercerita. Seberapa lelah Aku menangis.
Bukan. Bukannya Aku menantangmu. Aku hanya ingin kau tak mencampuri urusanku. Bukan. Bukannya Aku menantangmu. Aku hanya ingin kau hormati keputusanku.
Ada kalanya orang cukup diam, tak gegabah dalam mengambil keputusan. Kiranya biarkan Ia memerhatikan, mempelajari, bagaimana kisah-kisah orang yang dikafirkan, diancam sesuka emosi.
Ada kalanya orang-orang berhenti bicara, ketika memasuki ranah yang tak Ia ketahui. Tentang orang-orang yang tersesat. Tentang orang-orang yang melenceng. Dan tentang orang-orang yang terhina.
Biarkan Aku hidup sebagaimana alam menjagaku. Biarkan Aku hidup sebagaimana angin memompa jantungku. Biarkan Aku hidup sebagaimana Tuhan menciptakanmu.