Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Spiritualism

5 September 2019   18:10 Diperbarui: 5 September 2019   18:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Metafisik.com

Ada banyak orang berbondong-bondong mendekatkan diri kepada Tuhannya. Tak sedikit pula dari mereka yang mengorbankan banyak materil demi kepuasan batin dalam pendekatan itu. Tapi ada juga, sedikit orang yang tak mengeluarkan banyak materi, tak berlebihan dalam bertindak, tapi tetap sama, yaitu menuju ke lingkaran batin Tuhannya.

Banyak orang yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke Mekkah. Banyak orang yang menghabiskan waktunya di Vihara. Dan banyak orang meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia, agar bisa dibilang bertakwa.

Sah-sah saja, tiap orang atau kumpulan orang punya mindsetnya masing. Tapi apakah Tuhan itu matre? Apakah Tuhan itu egois? Apakah Tuhan itu diktator? Aku merefleksikan segala bentuk pencarian. Kini, nanti, atau seabad yang akan datang, peristiwa-peristiwa di luar 'nalar' akan sering dijumpai.

"Beribadah bukan begitu caranya! Percaya bukan seperti itu interpetasinya! Berserah bukan macam itu logikanya!". Perdebatan-perdebatan akan selalu ada. Konflik - intrik - tragedi, akan selalu terjadi. Yang terpenting bukan masalah kamu atau aku, ibadahmu atau ibadahku. Tapi kepercayaanku dan kepercayaanmu. Dua hal yang selalu bersinergi, dua hal yang selalu mendahului.

Tak penting lebih cepat mana, lebih benar mana. Selagi Tuhan tidak mempermasalahkannya, untuk apa kita saling menghakimi satu sama lain?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun