Menggunakan transportasi umum merupakan salah satu cara saya membantu menjaga bumi mengurangi polusi. Apalagi transportasi sekarang ini sudah lebih baik dari beberapa tahun lalu, terutama kereta baik commuterline maupun kereta jarak jauh. Namun sudahkah transportasi umum kita terutama kereta menjadi ruang aman dari tindakan kekerasan seksual?
Sebagai pengguna jasa kereta commuterline, kepadatan pengguna terutama di jam-jam sibuk (rush hours) memaksa kita untuk harus tetap waspada. Berbagai kejadian kejahatan seperti copet atau kekerasan seksual bisa saja terjadi di transportasi umum.
Punya pengalaman tidak mengenakkan ketika berada di commuterline tidak serta merta membuat saya kapok. Waktu itu jam sibuk, saya ada keperluan di area Bogor dan menggunakan kereta commuterline. Padatnya penumpang membuat saya terhimpit hingga ke tengah diantara para penumpang lain.Â
Saya memaklumi padatnya penumpang tentu akan saling berimpitan, namun saya merasa ada yang janggal di bagian belakang saya. Merasa tidak nyaman saya berusaha untuk menepis namun si pelaku tidak bergeming. Akhirnya saya bergeser dan terpaksa turun di stasiun terdekat karena saking saya kaget.
Pada saat itu saya tidak tahu harus berbuat apa, yang saya pikirkan hanya bagaimana saya bisa terlepas dari situasi tersebut. Ternyata apa yang terjadi pada saya termasuk salah satu bentuk kekerasan seksual di transportasi umum.
Setuju dengan yang dikatakan psikolog Nirmala pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan di Studio 2, Menara Kompas, bahwa banyak korban kekerasan seksual ketika kejadian tiba-tiba merasa ngeblank, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Karena korban merasa takut, terintimidasi sekaligus malu. Pada kejadian tersebut, saya masih bersyukur tidak sampai terlalu jauh, namun tetap bukan pengalaman yang menyenangkan.
Walaupun berdasar data yang dilakukan Kompasiana melalui survei daring bahwa angka kekerasan seksual itu termasuk kecil dan lebih banyak terjadi di angkot, seperti yang dipaparkan COO Kompasiana, Heru Margianto tetap saja hal tersebut menjadi perhatian pihak PT KCI dalam upaya memberikan ruang nyaman dan aman bagi para penggunanya.
Kekerasan seksual di transportasi umum terutama di commuterline, pihak PT KCI berupaya memberikan sanksi pada pelaku dan pendampingan pada korban. Diharapkan korban juga dapat melaporkan agar tindakan pencegahan dapat dilakukan. Beberapa upaya yang dilakukan PT KCI terhadap peristiwa kekerasan seksual, seperti yang dijelaskan Asdo Artiviyanto selalu Dirut PT KCI, antara lain:
- Blacklist, membatasi pelaku untuk tidak dapat berada di area stasiun dan menggunakan transportasi commuterline dan juga kereta jarak jauh selama 365 hari
- Petugas Pengawalan Kereta (Walka), menempatkan petugas Walka untuk menciptakan rasa aman serta membantu para korban dan juga meminimalisir tindakan kekerasan seksual
- Lapor Bahaya, mengajak pengguna commuterline untuk melaporkan berbagai tindakan mencurigakan misalnya kejahatan dan kekerasan seksual ke contact center 021-121 atau petugas Walka di tempat.
- Pendamping, memberikan pendampingan pada korban untuk proses hukum pada pelaku kekerasan seksual.
Pentingnya memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna transportasi umum bukan saja menjadi tugas pemerintah dan stakeholders terkait tapi juga tanggung jawab kita bersama. Seperti yang disampaikan Walikota Jakarta Pusat Drs. Arifin, M A.P yang juga hadir di FGD hari itu, pemerintah mendukung terciptanya ruang publik yang aman dari kekerasan seksual. Upaya pencegahan harus terus dilakukan dengan memberikan edukasi kepada para pengguna agar aware dengan sekeliling ketika berada di dalam transportasi umum.Â
Kekerasan seksual tidak saja terjadi pada perempuan tapi juga pada laki-laki, bahkan tidak berlaku pada pengguna dengan pakaian yang sopan. Hal itu disebabkan adanya niat, kesempatan dan mindset dari si pelaku untuk melakukan tindakan pelecehan. Dengan diadakannya FGD ini diharapkan kita dapat saling membantu dan menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual di kendaraan umum.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI