Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah dalam Kabut Abadi

29 Juli 2025   10:50 Diperbarui: 29 Juli 2025   10:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bunga yang layu tak lagi dicium,

hanya disapu pelan,

lalu dilupakan.

Ia menatap langit seperti menatap Tuhan

dengan pertanyaan sederhana yang menyayat,

"Jika aku tak lagi muda dan memesona,

akankah aku tetap dicinta?"

Ia tak ingin kekal,

ia hanya ingin dikenang bukan karena kilau pipi,

tapi karena apa yang ia bawa dalam senyap,

kerapuhan, lembut, dan hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun