Pramu-acara memandu acara selanjutnya, yakni: ibadah, sambutan-sambutan dan jamuan makan bersama.
Pada sesi sambutan, terjadi kekeliruan penyebutan. Hal ini menjadi titik pembelajaran penting pada kedua pramu-acara. Seorang Antropolog hadir, menyaksikan acara ini. Ia telah bersedia memberikan sambutan pencerahan secara ilmiah walau dalam waktu terbatas. Pramu-acara keliru menyebut, bapak, padahal ia seorang ibu. Pramu-acara tersipu malu, namun tak kurang ide padanya. Setelah sang Antropolog selesai berbicara, ia segera menyapa dengan menyampaikan permohonan maaf yang disambut tepuk tangan sebagai apresiasi pada kedua pramu-acara ini.
Catatan ini masih dapat disambung dengan cerita menarik dan inspiratif lainnya, namun hal prioritas yakni: pramu-acara telah belajar menata kata, mengujarkan/melafalkan dengan dinamika suara yang baik, menunjukkan gestur yang bagus. Acara berakhir dengan membekaskan kesan pada setiap orang yang hadir, terlebih pada kedua pramu-acara.
Mereka telah belajar dan akan terus belajar.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 29 April 2025
Heronimus Bani ~ Pemulung AksaraÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI