Minggu, (06/04) kami masih di Oebesa Kecamatan Kota So'e, Timor Tengah Selatan. Hujan mengguyur kota So'e semalam-malaman. Anggota tim yang sempat keluar untuk membeli sesuatu kembali ke penginapan dengan basahan. Mereka mulai menyiapkan apa yang perlu untuk kembali ke kampung dan rumah masing-masing. Para pembaca datang dari wilayah Amanatun bagian Selatan, tepatnya dari pusat ke-usif-an; Nunkolo. Sepenggal sejarah Nunkolo dapat dibaca di sini
Saya melirik WAG keluarga, tidak ada yang luar biasa di sana. Ada kunjungan dari adik-adik yang berada di kota ke kampung. Ada yang pergi ke kota untuk suatu acara. Ada yang ssedang mengikuti arisan keluarga di kota. Kabar-kabar baik, tapi ada pula kabar duka didapatkan dari WAG para Kepala Sekolah se-Kabupaten Kupang. Seorang guru meninggal dunia. Dalam minggu yang baru saja berakhir ini dalam WAG ini sudah ada dua kali kabar duka. Para Kepala Sekolah menyampaikan belasungkawa.
Saya sebagai salah satu anggota dalam WAG itu mengirim sebait puisi sebagai tanda turut dalam belasungkawa
Langit sedang mendung di sana pertanda akan rintik
butiran air jatuh lebih dari sekadar rintik orang menyebutnya hujan
lalu mengalirlah air di permukaan bumi, meresap dalam pori-porinya
muncullah di sana mata air menjadi sumber air bagi kehidupan
Wajah yang sedang muram di sana ada gejala psikis
rona bergeser ketika air mata berlinang
isak dan tangis merebak di sekitar
manakala seseorang "hilang" dan akan ditelan bumi
kata tak lagi diujarkandan akta tak lagi diwujudkan
jasadnya tak lagi ada dalam pandangan mata
Duka membungkus dan menyelimuti raga
pada kaum kerabat dan sahabat
pula pada keluarga dan warga
***
Tugas kami hari ini membaca 123 ayat dalam 4 pasal terakhir (33, 34, 35, 36). Bila melihat jumlah pasal dan ayat rasanya akan cepat selesai, namun kami tidak boleh lengah. Kami mesti tetap pada kecermatan, ketelitian dalam membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dengan begitu pendengar akan memahami. Kami terus mengoreksi lafal dan intonasi baca karena hal itu masuk dalam kategori ketrampilan membaca teks dalam bahasa daerah, termasuk Bahasa Amanatun cabang Bahasa Meto'.
Dalam empat pasal terakhir, kata, diksi dan frasa sudah banyak digunakan pada pasal-pasal sebelumnya. Oleh karena itu, tim membaca dan mendiskusikan 123 ayat antara pukul 07.30 - 09.30 untuk beristirahat (minum). Melanjutkan pada pukul 10.00 - 11.30 untuk menuntaskan keseluruhannya.Â
Puji Tuhan.
Dalam hari-hari yang lewati dalam tugas ini, ada kesan-kesan yang disampaikan pada saat istirahat. Kesan-kesan yang disampaikan oleh anggota tim saya ramu sebagai berikut:
Pertama:Â bersyukur pada Tuhan oleh karena menjadi bagian kecil dalam tugas maha besar dan dahsyat ini. Tidak pernah menyangka bila akan terpilih menjadi anggota dalam tim, bahkan untuk membaca saja. Kami yang hanya sering-sering atau jarang membaca Alkitab, kini sadar untuk mulai membaca. Apalagi membaca Alkitab dalam bahasa daerah sendiri, kami makin mengerti. Kami dapat banyak pelajaran dari membaca setiap hari, apalagi dalam bahasa sendiri. Â Contoh-contohnya seperti:
- Kejadian dunia pada mulanya. Banyak sekali ragam istilah dalam bahasa daerah yang sebelumnya tidak diketahui artinya, kini dapat diketahui oleh karena bagai buah yang dikupas kulitnya, isinya dapat dilihat dan dirasakan.
- Tidak ada yang mustahil untuk Tuhan. Tuhan berkali-kali menjanjikan anak untuk Abram/Abraham dan keturunannya.
- Penyelamatan umat Tuhan ketika kota Sodom-Gomora hangus terbakarÂ
- Isak dipersembahkan;Â Â suatu pengorbanan yang bukan saja mewujudkan iman, tetapi "menghancurkan" emosi.Â
- dan masih banyak lagi, termasuk di dalamnya banyak silsilah dari para tokoh dalam Kitab Kejadian; khususnya dimulai dari Adam, Noh, Sem, Yafet, Ham, Abram/Abraham, Isak, Yakob, Esau
Kedua, Konsep yang ada sangat menolong untuk mengantar pembaca awam sangat. Konsep yang ditulis dalam Bahasa daerah Amanatun membutuhkan ketelitian. Bahasa daerah yang sebelumnya hanya dalam bentuk oral/lisan bila ditulis tanpa pedoman, betapa sulitnya. Bersyukur dan beruntunglah oleh karena ada para ahli (pakar/orang ahli/konsultan), pembina tim, pendamping tim, dan tim konseptor. Proses mendahului telah terjadi. Proses itu melewati tahapan-tahapan konsep, baca ulang, baca ulang dengan pendamping tim, dan kini dengan Pembina Tim. Ketika bekerja dengan Pembina Tim, prosesnya bukan saja dengan konseptor  dan pendamping tim, tetapi melibatkan pembaca awam. Maka, dalam hal yang demikian tugas makin berat. Itulah sebabnya pendekatannya membaca, berdiskusi dengan menjawab pertanyaan dan membuka makna kata, menemukan makna kata, ungkapan, pribahasa, dan menceritakan kembali bila sudah memahami.
Ketiga, kami sangat senang dengan pelayanan. Akomodasi dalam rangka kegiatan ini sangat membantu sehingga para anggota pembaca merasa nyaman. Tugas ini ada pada mereka yang sibuk di dapur dan meja makan.
Apakah tugas telah berakhir? Semestinya, TIDAK! Â Membaca Alkitab hari dalam 7 hari terakhir (31 Maret - 06 April) bukanlah satu tugas yang telah berakhir. Teruslah membaca Alkitab. Teruslah berdiskusi dengan anggota keluarga, teman dan sahabat. Maka, mewakili Unit Bahasa dan Budaya GMIT, saya sampaikan:
- Teruslah memelihara bahasa daerah dengan memanfaatkannya dalam keseharian. Belajarlah untuk membaca teks berbahasa daerah, jangan abai pada bahasa daerah oleh karena akan secara perlahan punah bila pemiliknya sendiri tidak menggunakannya. Bacalah secara bersama-sama di rumah, sekolah, ibadah dalam kelompok kecil, bahkan di gereja untuk teks yang sudah diluncurkan seperti Injil Markus Bahasa Amanatun, Bahasa Amnuban, Bahasa Amfo'an, Bahasa Amarasi-Roi'is dan Perjanjian Baru dalam Bahasa Amarasi-Kotos, dan Perjanjian Baru bahasa-bahasa di Rote serta kitab-kitab lain dalam berbagai bahasa di kepulauan Alor. Belajarlah pula untuk menulis.
- Terima kasih kepada anggota tim Konseptor, Pendamping Tim. Konseptor dan Pendamping Tim telah bekerja amat teliti. Pujian jadikan alat pacu. Terima kasih kepada para pembaca yang telah dengan sukarela meninggalkan tugas masing-masing di kampung, meninggalkan keluarga untuk masa belajar bersama selama 7 hari. Tujuh hari yang mengesankan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan dibagikan dan mendapatkan pula pengetahuan dan ketrampilan (dasar-dasar) membaca dan menulis bahasa daerah sendiri.
Demikian catatan-catatan ini dibuat. Terima kasih Tuhan. Terima kasih Unit Bahasa dan Budaya GMIT. Sampai jumpa pada tugas membaca kitab yang lain dalam Klaster Bahasa Meto'.
Oebesa-So'e, 06 April 2025
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI