Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Keenam Bersama Tim Amanatun Klaster Bahasa Meto'

5 April 2025   16:41 Diperbarui: 5 April 2025   17:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Janji yang sama diketahui oleh Isak (Ishak) anak Abraham, maka ia menyampaikannya kepada anaknya Yakob (28:3-4). Tuhan yang Mahatinggi memberikan berkat berlimpah pada keturunannya, keturunannya berlipat-lipat kali jumlahnya dan memiliki kekuatan dan kehebatan.

Selanjutnya Tuhan sendiri yang datang bertemu dengan Yakob dan mengulangi janji yang pernah diucapkannya kepada Abraham dan diketahui oleh Isak (Ishak). Saat itu Yakob dalam perjalanan menuju Padan-Haran (Mesopotamia). Di tengah perjalanan ia beristirahat (bermalam). Dalam pada itu ia bermimpi yang mana di dalam mimpinya, ia melihat tangga di mana para malaikat naik-turun melaluinya. Ia melihat Tuhan. Tuhan menyampaikan sekali lagi janji yang pernah diucapkannya (28:13-14). 

Selanjutnya Tuhan memberikan janji "bonus" kepada Yakob yakni penyertaan dan perlindungan, hingga perwujudan dari semua janji yang pernah diucapkan-Nya baik pada Abraham maupun Isak bahkan pada diri Yakob sendiri.

Pada peristiwa ini Yakob menamai tempat itu Betel (Bet'el) dengan menempatkan satu batu sebagai tugu. Batu itu hendak dikenang dan mengingatkan akan janjinya, jika Tuhan menyertai, bila ia mendapat apa yang dijanjikan-Nya, maka ia akan memberikan sepersepuluh bagian/perpuluhan (28:22).  

Bagian yang disebutkan sebagai perpuluhan (14:20)telah ada sebelumnya pada cerita ketika Abraham membawa Lot yang disandra oleh karena kekalahan dalam perang ( 14:1-24).

Catatan ini tidak bermaksud mengabaikan tokoh Alkitab yang lain yakni anak sulung Isak, yakni Esau. Sorotan selanjutnya pada Yakob yang tinggal di Padan-Aram (Mesopotamia). Ia bekerja pada pamannya, mendapatkan isteri-isteri, ternak sebagai kekayaan, hingga hamba-hamba (pekerja). Ia bekerja selama 14 tahun untuk "menebus" cintanya agar memperoleh isteri-isteri, dan enam tahun untuk memperoleh tambahan kekayaan.

Pada titik waktu di mana kekayaannya makin bertambah, pengaruhnya makin luas dan hebat, timbul iri hati, dengki, cemburu justru dari orang-orang terdekatnya. Maka, ia memilih untuk membawa keluarganya, harta/kekayaannya, dan semua pekerja (hamba) pulang ke negerinya. Ia berencana dan memutuskan serta mengambil langkah berangkat ke Kana'an.

Laban, mertua Yakob mengejar. Ia mendapati rombongan itu di pegunungan Gileat. Tuhan  mengingatkan Laban agar tidak mengkasari Yakob. Ketika Laban mencapai rombongan itu, keduanya membuat perjanjian. Nama perjanjian itu disebutkan dalam tiga istilah: Yegar Sahaduta (bhs.Aram) dan Galed (bhs.Ibrani) artinya tumpukan batu/tugu kesaksian; dan Mizpa/Mispa (bhs.Aram) artinya menara pengawas/menara jaga (31:47-49). Tempat itu sebagai perbatasan untuk perdamaian. 

Yakob pada akhirnya dapat melanjutkan perjalanan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Kekuatiran muncul ketika ia ingat akan masa lalunya. Ia dan ibunya pernah melakukan "trik penipuan" sehingga mendapatkan hak kesulungan dari kakaknya, sekaligus memperoleh berkat dari ayahnya. Kakaknya, Esau justru mendapatkan berkat yang bertolak belakang dari berkat yang didapatinya. Maka, Esau mendendam. Sampai di sini, Yakob mulai kuatir, jangan-jangan kakaknya akan membalaskan dendamnya. Kekuatiran ini menyebabkan ia menata (manajemen) kekayaannya secara sistematis. Ada yang diberikan sebagai hadiah kepada kakaknya, dan ada pula yang dipersiapkan untuk "dikorbankan" dan akhirnya masih tersisa sebagai "modal" melanjutkan kehidupan.

Tugas hari Sabtu, (05/04) ini sampai di sini. Kami telah membaca 187 ayat pada hari ini. Suatu kemajuan dalam diskusi yang alot. Beberapa kata yang sangat alot harus "diperdebatkan" dengan argumentasi yang hebat antargenerasi tua dan generasi muda. 

Mengapa ada perdebatan dan argumentasi? Ini terjadi karena perkembangan bahasa. Istilah yang diketahui kaum tua belum/tidak diketahui oleh kaum muda dan sebaliknya. Maka, mesti ada jalan tengah sebagai solusi yang memuaskan para pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun