Seorang sahabat mengirim foto, ayahnya yang sudah makin menua sedang duduk menikmati makan malam. Makanan yang tersedia di meja makan terlihat ada sayur yang hanya direbus dan boras.Â
Nah, makanan yang disebut terakhir ini rupanya belum diketahui oleh Tuan Google, jadi ketika saya mencoba gugling untuk mendapatkan informasi, Tuan Google justru memberikan pernyataan bahwa mungkin yang dimaksudkan adalah beras.
Boras, dalam Bahasa Amarasi-Kotos, uu-amu' dan dalam Bahasa Amarasi Roi'is, peen-puti'. Dua istilah yang berbeda, namun sasaran/objek yang sama.  Disebut uu-amu' oleh karena biji jagung yang dihaluskan dinamakan uut-uuk yang dibungkus (amu);  dan disebut peen-puti' karena jagung (pena' ~ peen) yang dibungkus (puti').
Bahan pokok yang diperlukan untuk membuat uu-amu'Â atau peen-puti'Â yakni: jagung muda.
Prosesnya, jagung muda disediakan (sesuai kebutuhan); paling sedikit 2 bulir; dipipil (lepas dari tongkolnya). Biji jagung muda dilumatkan menjadi halus dengan batu titi. Sesudah itu, dimasukkan ke lesung untuk ditumbuk. Hasilnya disebut uut ~ uuk (jagung halus).
Uut atau uuk yang sudah jadi, dibungkus dengan kulit jagung. Sesuaikan tebalnya di dalam bungkusan. Sesuaikan pula porsinya pada tiap bungkusnya. Sesudah dibungkus, masukkan ke dalam panci. Sebelumnya panci/dandang telah diisi dengan air agar panas/mendidih. Bungkusan-bungkusan jagung halus itu dimasukkan untuk mengalami proses pengukusan. Pengukusan berlangsung kurang lebih 30 menit. Dalam durasi waktu yang demikian, selanjutnya keluarkan dari dalam kukusan. Dinginkan. Lalu siap untuk dihidangkan.
Demikian catatan ringan tentang proses mengolah biji jagung muda menjadi boras.
Ketika berumur makin tua, pola makan dan makanan yang disajikan untuk dinikmati tentulah yang patut dijaga keseimbangan kandungan gizi dan zat tertentu di dalamnya. Maka, salah satu pendekatan yakni merebus atau memasak saja tanpa menggunakan minyak.Â
Seorang sahabat lain pernah berkata, kita boleh makan enak, namun yang merasakan enak itu hanya di lidah saja. Alat-alat penernaan belum tentu menikmati yang namanya enak, dapat saja alat-alat pencernaan justru sedang tersiksa. Mengapa? Karena makanan yang dikirim agar mereka mengolahnya justru menyiksa mereka. Mereka harus memisahkan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat.Â
Jadi, aturlah pola makan sehat dengan makanan yang sehat pula.Â
Terima kasih.
So'e, 01 April 2025
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI