Satu perjalanan kali ini dalam satu tim kecil sebanyak 3 orang. Perjalanan biasa, namun menjadi berbeda karena berangkat dari kampung nun jauh di pedalaman ke kota, lalu mengudara melintasi selat, laut dan tanjung. Mendarat di satu pulau yang dijuluki pulau Dewata, Pulau 1000 pura, dan mungkin ada pula julukan lainnya.
Tim kecil ini terdiri dari seorang laki-laki dan dua orang perempuan. Ketiganya sudah berumur di atas 50 tahun, bahkan yang tertua berumur 83 tahun. Jadi, sebagai para lansia tentulah ada kecemasan. Mengapa?
Dunia zaman ini banyak hal telah di-online-kan yang kelihatan dan terasa memanjakan. Tangga bersemen yang mati dievolusi menjadi tangga berjalan dikendalikan listrik bertombol, hingga lift yang melorot turun dan meluncur naik dalam waktu singkat untuk tiba di tempat tujuan.
Banyak hal telah berubah terlihat ketika berada di Bandara Internasional El Tari Kupang. Tempat parkir yang makin luas, desk check in, ruang tunggu yang makin nyaman, papan-papan informasi, termasuk pelayanan petugas-petugas.
Orang tua kami yang sudah sepuh (83 tahun) untuk pertama kalinya akan menumpang pesawat terbang. Kelihatan dari raut dan garis wajah agak cemas. Kerinduan untuk bertemu cucunya yang akan diwisuda sedang hangat di dada dan bathin, namun kendaraan yang ditumpangi tidak sedang menyentuh darat atau air. Kendaraan yang satu ini bersayap, diterbangkan dan akan mendarat di suatu tempat tujuan.
Maskapai penerbangan yang kami gunakan jasanya yakni Lion Air. Kami mendapatkan kursi nomor 17 DEF. Jadilah kami duduk dalam satu barisan. Secara sadar dan sengaja hal ini kami minta agar memudahkan komunikasi bila ada hal yang perlu dibicarakan.
Singkat cerita kami akhirnya mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar. Penerbangan Kupang - Denpasar memakan waktu 1 jam 45 menit. Menurut jadwal keberangkatan 12:30 WITa dan tiba 14:25 WITa.