Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Roman

Sang Periang dan Ikan Panggang

13 Maret 2025   21:46 Diperbarui: 13 Maret 2025   21:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Periang dan Tungku Perapian; Sumber: Cici AI

Senja telah pergi meninggalkan remah-remah kisah di pesisir pantai Menifo. Tapak-tapak kecil Sang Gadis Periang masih terlihat di jembatan kecil tempat tambatan tali perahu. Ombak datang bermain bersama mangrove dan sejumlah berudu di pinggiran. Beberapa ekor sapi tidur sambil memamahbiak dari muntahan rerumputan di dalam tenggorokan masing-masing.

Pada satu rumah, seorang gadis sedang menyalakan api di tungku perapian. Ia menunggu hingga bertimbun bara agar dapat memanggang ikan yang didapatkannya.  Ia membayangkan nikmat dan lezatnya ikan segar yang akan tiba di dekat tumpukan bara. Betapa cairan dari tubuh ikan akan mendidih menyirami bara. Asap akan mengepul, aroma pantai dan laut meronda di seputaran duduknya. 

Udara malam tiada menyengat kulit. Angin sedang memainkan gayanya bersama siulan jangkrik malam.

Ikan panggang sudah matang. Gadis Periang mencubit daging ikan panggang, dicicipinya. "Hmmm... Lezaaat!" bathinnya.

Ia segera mengambil garpu. Penyedap rasa telah disediakannya pada sebentuk piring. Makanan telah tersedia.

"Tuhan, terima kasih untuk kenikmatan yang Engkau sediakan pada hamba-Mu ini." 

Malam tak hendak berhenti dalam gulirannya. Ia terus bergulir menuju hari fajar. Gadis Periang lelap dalam tidurnya. Ia membolak-balikkan tubuh indahnya. Ia bermimpi. Mimpi yang indah.

"Kau... kau telah lama kunantikan." Senyum sumringah terlihat di wajahnya.

Ia membalikkan badannya, tangannya disodorkan, rupanya hendak melakukan sesuatu. 

"Braaaaaakkk!" 

Ia terjatuh dari pembaringannya. Rupanya ia hendak memeluk kekasihnya yang ada dalam bayang-bayang mimpi. Ia mengusap matanya dan kembali ke pembaringan. Khayalan diterawangkan... Nantikan saja datangnya.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 13 Maret 2025

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun