Saya sering saya mengirim link blog Kompasiana kepada para sahabat baik di dalam WhatsApp Group maupun individu. Kiriman itu ada isinya berupa artikel yang tentu saja bila ada sempat para sahabat dapat melihat-lihat sejenak, dan mungkin mau membacanya.Â
Di antara para sahabat yang belum memiliki akun di Kompasiana sempat melirik dan mau membaca. Sementara yang sudah memiliki akun di Kompasiana ada di antaranya merespon dengan vote dan komentar.
Seorang sahabat di kota Kupang bertanya, bagaimana dapat menulis di Kompasiana? Saya mengirim satu artikel yang ditulis oleh M. Habir Kartayasa. Ia baca, pelajari dan praktikkan. Saat ini ia sering mengirim link berisi puisi-puisi.
Kemarin (19/2) ketika mengirim link berisi artikel tentang rapat para kepala sekolah dasar, seseorang mengirim pertanyaan:
Biar bisa auto lolos tulisan di Kompasiana gimana, guru?
Saya tidak kaget juga membacanya, namun sedikit ragu bagaimana memberi jawaban. Lagi-lagi saya mengirim artikel milik M. Habir Kartayasa. Semoga sahabat baru saya ini mau membaca, dan mempraktikkan apa yang tertulis di sana sebagai informasi yang praktis dan bermanfaat.
Begitu pula beberapa orang sahabat di Kabupaten Kupang. Sangat sering saya menyapa untuk menulis, dan dipastikan akan mengatakan...
mau tulis, mulai dari mana?
beta kurang yakin bisa menulis.
aih... kira-kira tulis apa?
aduh... mau tulis cuma sonde ada waktu, beta talalu sibuk
tidak ada tuntutan menulis tiap hari, ee...
beta sonde hobi menulis...
beta ragu, nanti orang baca trus bilang apa?
dan sejumlah hal lain yang pernah diungkapkan.
Â
 Berbeda dengan sahabat baru saya, ia bertanya:
Proses berapa lama masuk ke Kompasiana? Dan apa keuntungannya, pak?
Wah, berapa lama untuk dapat masuk ke Kompasiana bergantung kesediaan untuk mendaftar dengan mengikuti langkah-langkah yang diatur oleh Admin Kompasiana.
Tentang apa keuntungan menulis di Kompasiana, saya jawab sekenanya saja seperti ini, soalnya saya bukan periset ilmu komunikasi.
wah, soal keuntungan, nanti rasakan sendiri; saya menulis untuk menyalurkan inspirasi yang ada; bahwa ada keuntungan lain seperti
1. punya teman yang mau membaca dan memberi vote dan komentar, apalagi kritik naskah, bagus tu
2. blog sebagai tempat menabung artikel, sewaktu-waktu bila diperlukan dapat disunting sendiri (swa sunting) diikuti sunting oleh Editor berkompeten, dapat diterbitkan dalam 1 buku himpunan essai
3, jika memenuhi syarat/ketentuan yang ditentukan oleh Kompasiana sering ada bonus. Sejauh ini saya pernah menikmati bonus, saya kembalikan untuk mendapatkan blog premium yang tanpa iklan.
Nah, bagaimana para sahabat Kompasiana, mungkin ada yang mau membantu dengan jawaban mengenai keuntungan menulis di Kompasiana?