Gaya hidup sedentari adalah gaya hidup yang kurang aktif secara fisik. Gaya hidup ini banyak dialami oleh orang-orang di masa kini karena didukung oleh kemajuan teknologi dan perubahan pola kerja yang mendorong aktivitas pasif, seperti duduk atau berbaring terlalu lama.
Kehadiran teknologi telah membuat orang-orang di masa kini lebih mudah melakukan berbagai aktivitas. Otomatisasi tugas-tugas rumah tangga dan penggunaan kendaraan pribadi telah mengurangi aktivitas fisik.
Mungkin banyak dari kita yang mau pergi ke warung dekat rumah saja lebih memilih menggunakan motor daripada berjalan kaki. Atau saat mau berjalan ke dapur dan memasak, tetapi layanan antar makanan online lebih menggoda.
Selain itu, banyak pekerjaan kini yang mengharuskan seseorang duduk berjam-jam di depan komputer. Begitu juga dengan aktivitas hiburan, seperti bermain game atau menonton serial drama.
Memang paling enak hanya duduk santai, mager, dan rebahan sambil scrolling hape, tetapi gaya hidup sedentari ini berdampak buruk bagi kesehatan. Kondisi kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, dikaitkan dengan kecenderungan orang untuk lebih memilih duduk dibandingkan bergerak.
Baru-baru ini saya membaca buku "Brain Power" yang ditulis oleh Catherine De Lange. Dalam buku tersebut diterangkan, jika gaya hidup sedentari tidak hanya buruk bagi kesehatan tubuh, tetapi juga buruk bagi kesehatan otak dan erat kaitannya dengan demensia atau pikun.
Ada enam jenis demensia yang diketahui sampai saat ini. Bentuk demensia yang paling umum, yaitu 60-80% adalah penyakit Alzheimer.
Kerusakan dan matinya sel saraf pada pasien penderita penyakit Alzheimer disebabkan oleh plak protein sehingga membuat penderita kehilangan memori dan kemampuan kognitif secara progresif.
Jenis demensia kedua paling umum adalah demensia vaskular. Pada jenis demensia ini, kerusakan pada otak berasal dari gangguan aliran darah, biasanya disebabkan oleh stroke.