Mohon tunggu...
Literasi Kata
Literasi Kata Mohon Tunggu... Bukan Terikat

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kurikulum Pelatihan Komcad dan Menyiasati Kecanduan 'Ulat Bulu'

22 Februari 2025   23:15 Diperbarui: 22 Februari 2025   23:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaltim Post, Opini Heri Surahman edisi 30 Januari 2025

1. Meningkatkan pemahaman tentang bela negara.

2. Menanamkan rasa cinta terhadap tanah air.

3. Mengembangkan sikap disiplin dan karakter positif lain dalam diri warga negara.

4.Memperkenalkan serta memberikan latihan dasar tentang kemampuan olah kemiliteran.

 Sementara itu Komponen cadangan direkrut dari semua warga negara pria dan wanita yang bukan anggota TNI atau Polri saat ini, dan ini bersifat sukarela. Penerima baru harus berusia minimal 18 tahun hingga maksimal 35 tahun pada hari pertama pelatihan dasar militer, memiliki tubuh yang sehat dan pikiran yang sehat, tidak memiliki catatan kriminal yang dibuktikan dengan pernyataan polisi, dan harus setidaknya lulusan sekolah menengah pertama (Sekolah Menengah Pertama atau SMP sederajat). Pembinaan akan dilakukan secara menyeluruh, termasuk soal pemakaian senjata. Pembinaan dilakukan pada 3 bidang studi, yaitu mental, hukum, dan teknik-taktik militer. 

Adapun fungsi pelatihan komponen cadangan yaitu menambah kekuatan pengganda dan mendukung langsung komponen utama melalui mobilisasi guna mempertahankan negara dari ancaman militer dan hibrida baik di dalam maupun di luar negeri.

Persamaan Wamil dan pelatihan komponen cadangan tentu bahwa dua program ini selain sebagai upaya bela negara juga pembentuk karakter mental yang tangguh dan disiplin. Adapun perbedaannya secara sederhana ada pada proses rekrutmen dan tentu isi dari beberapa program di dalamnya. Wajib militer beracuan sebagai sebuah kewajiban sementara komponen cadangan itu bersifat sukarela. 

Jika Pemerintah melalui regulasi panjang pada tahun sebelumnya mencoba menerapkan kurikulum pendidikan dengan kandungan pelatihan komponen cadangan maka diharapkan ada beberapa KRITERIA yang semestinya mewajibkan bagi pelajar sampai guru untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. 

Hal ini sebenarnya sehaluan dengan permasalahan awal tentang perkembangan karakter pelajar hingga guru di era digital sekarang. Oleh sebab itu adanya sebuah rencana Pemerintah, penulis sikapi sebagai satu peluang untuk dijadikan solusi kuat agar generasi pelajar Indonesia tetap harmoni susila dan guru tetap satu rel dalam "Ing Ngarsa Sing Tuladha (di depan memberi contoh teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangkitkan kemauan dan semangat orang lain), serta Tut Wuri Handayani (di belakang mengawasi dan memberikan dorongan).

Bionarasi

                                      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun