Deru Debu dan Kecupan Mentari
Alas kakiku beradu
mencium aspal beraroma debu
hilir mudik kendaraan
lalu lalang di bola mataku
seperti menyeru
"Hi... Apa lagi yang kau tunggu"
Aku seakan terpaku
hanya ekor mata seperti tengah
mencari-cari sesuatu
sesosok tubuh dekil
bertameng gitar yang raib
di belantara kota riuh rimba
Di antara bayang jumawa serta
di wajah kota dipenuhi sesumbar
tiba-tiba pijar bola mataku
sontak redup dan kuyup
apakah ia telah digaruk
tak pernah kujumpai dan
Kudengar lagi lengkingnya
di panggung trotoar
kutepis pikiran buruk
sementara tanya masih
menggantung di langit hati
ah aku rindu suara khasnya
Merobek gendang telinga
menabuh genderang
rindu kuat-kuat di bilik hati
ke mana hendak mencari
sedang aspal mencetak
jejak-jejaknya diiringi
Deru Debu dan Kecupan Mentari
H 3 R 4
Jakarta, 17/03/2023