Kau di antara Kepulan Kelabu
Kepulan Kelabu
lintasi raut wajahmu
genit mengelus perlahan
hingga kemudian terberai
dihempas deru angin nakal
Dan batang kretek
masih saja terbenam
diapit ruas jari-jemari
tapak lengan lelaki sejati
terpahat gundukan kapalan
Di petak ruang
seraya duduk bersila
ditemani genangan pekat
sepekat malam kian merambat
di antara penat remukan daksa
Disela-sela bincang
kepulan kelabu menabrak
parasmu mengendap merayap
di udara menguap entah kemana
melayang dan kemudian menghilang
Sepertinya kau tak bisa
dipisahkan dari kepulan kelabu
yang laksana sehelai tirai halimun
ataukah kau memang menyukai sensasi
ditimbulkan dari tubuh kretek tersulut api
Entahlah semoga saja
esok lusa tak kujumpai lagi
batang-batang kretek berjajar
tersusun rapi dalam bungkusnya
disertai pematik api berwarna merah
Perbincangan akan
terasa lebih mengasyikan
tanpa percikan api tersulut
hingga mencipta remah bara
tanpa puntung kretek terserak
Kotori licin wajah lantai
dan aroma tembakau kuat
terbakarnya buatku terbatuk
dan mengibaskan kepulan asap
di antara nafas yang serasa sesak
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 24 Mei 2021 | 13:54