Mohon tunggu...
Heni Fauziah
Heni Fauziah Mohon Tunggu... Guru - Masih dalam proses belajar.

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alih Kode Campur Kode yang Terjadi pada Masyarakat Jawa dan Masyarakat Sunda

24 Januari 2018   17:14 Diperbarui: 24 Januari 2018   17:19 7513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.co.id/search?q=gambar+orang+lagi+berdialog&tbm=isch&source=

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara multilingual, terdapat lebih dari dua bahasa yang digunakan peduduknya. Menurut badan pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia tercatat ada 707 bahasa yang dituturkan sekitar 221 juta penduduk yang dibagi menjadi tiga macam bahasa yakni bahasa Indonesia (nasional), bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga macam bahasa memiliki peran dan kedudukannya masing-masing dalam kegiatan komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara atau nasional hal ini tertuang dalam UUD 1945, bab XV, pasal 36. Bahasa daerah digunakan pada situasi adat atau interaksi di dalam forum nonformal. Bahasa asing digunakan pada acara formal internasional, nonformal internasional, dan  dalam kegiatan berinteraksi.

Keragaman bahasa yang terjadi pada masyarakat Indonesia ini dapat menyebabkan timbulnya masyarakat bilingualisme atau kedwibahasaan. Bilingualisme atau kedwibahasaan ialah kemampuan seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih. Kedwibahasaan dapat mengakibatkan terjadinya alih kode dan campur kode. 

Alih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi (Appel dalam Chaer dan Agustina, 1995:141). Sedangkan campur kode ialah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Antara alih kode dan campur kode memiliki kesamaan yaitu digunakannya dua bahasa atau lebih dalam satu masyarakat tutur.

Peristiwa bahasa ini sering terjadi dilingkungan sekolah, kantin, pasar , dan lingkungan kampus. Di suatu Universitas banyak mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda-beda. Sehingga bahasa daerah yang dimiliki oleh mahasiwa berbeda pula. Seperti bahasa jawa yang digunakan mahasiswa asal Cirebon, dan bahasa Sunda yang digunakan oleh mahasiswa asal Majalengka. Karena letak geografis yang berbatasan dengan daerah jawa, ada mahsiswa yang tinggal di perbatasan dapat menguasai bahasa jawa, meskipun bahasa pertamanya adalah bahasa sunda. Sering terjadi alih kode maupun campur kode, antara mahsiswa asal Cirebon dan mahasiswa asal Majalengka.

Karena individu bagian dari masyarakat, penulis akan meneliti percakapan mahasiswa asal Cirebon dan  mahasiswa Asal Majalengka. Tentu isi percakapannya ada peristiwa alih kode dan campur kode.

B.Rumusan Masalah

a. Secara lebih khusus masalah yang akan dikaji dirumuskan sebagai berikut:

b. Bagaimana wujud alih kode campur kode pada mahasiswa yang berbahasa Jawa dan mahasiswa yang berbahasa Sunda?

c. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya alih kode campur kode pada mahsiswa yang berbahasa Jawa dan mahasiswa yang berbahasa Sunda? 

C. Tujuan Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun