Ibu Lin  : Tahu Buk, kira-kira pukul sepuluh lebih.
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa alih kode terjadi karena hadirnya orang ketiga. Alih kode tersebut terjadi dari bahasa Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia. Ibu Leni beralih kode ke dalam bahasa Indonesia karena mitra tuturnya Ibu Lin (orang Sulawesi) tidak mengerti bahasa Minangkabau.
a) Bentuk-Bentuk Alih Kode
Alih kode merupakan gejala peralihan bahasa dan gaya yang terdapat dalam satu bahasa (Hymes dalam Aslinda dan Syafyahya, 2014: 85). Soewito (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 114) membedakan alih kode menjadi dua macam, yaitu alih kode intern dan alaih kode ekstern. Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa sendiri, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya. Sedangkan, alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antara bahasa sendiri dengan bahasa asing, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, atau sebaliknya.
Contoh alih kode intern yang dikutip dari Soewito (dalam Chaer dan Agustina, (2010: 110) berikut ini.
Sekretaris : Apakah Bapak sudah jadi membuat lampiran surat ini?
Majikan : O, ya, sudah. Inilah!
Sekretaris : Terima kasih.
Majikan : Surat ini berisi permintaan borongan untuk memperbaiki kantor sebelah. Saya sudah kenal dia. Orangnya baik, banyak relasi, dan tidak banyak mencari untung.Lha saiki yen usahane pengin maju kudu wani ngono.(Sekarang jika usahanya ingin maju harus berani bertindak demikian.).
Sekretaris : Panci nganten, Pak. (Memang begitu, Pak.)
Majikan : Panci ngaten priye? (Memang begitu bagaimana?)