Industri yang Terpecah dan Minim Transparansi
Industri sepeda motor listrik pun belum bersatu. Produsen sibuk membangun ekosistem tertutup masing-masing. Tidak ada interoperabilitas, tidak ada standar bersama. Konsumen dipaksa memilih ekosistem tertutup. Pasar pun terfragmentasi.
Contoh nyata: brand A membangun charging station, tapi hanya bisa digunakan oleh produk brand A. Tidak ada kemauan berbagi infrastruktur. Konsumen bingung, adopsi tersendat.
Kepercayaan publik juga terganjal oleh minimnya transparansi data teknis. Konsumen butuh informasi jelas soal spesifikasi, jarak tempuh riil, durasi charging, harga baterai, dan garansi. Tanpa itu, keputusan pembelian jadi spekulatif. Transparansi bukan hanya soal etika, tapi fondasi kepercayaan.
SDM: Pilar yang Sering Terlupakan
Transisi ke EV juga menuntut kesiapan sumber daya manusia. Lembaga pendidikan dan pelatihan harus mulai menyiapkan teknisi, insinyur, dan tenaga ahli di bidang kendaraan listrik. Tanpa SDM yang mumpuni, industri EV akan sulit bertahan dan berkembang.
Komunitas: Pedang Bermata Dua
Di tengah semua kebingungan ini, saya sempat menyebut komunitas sebagai ruang yang paling jujur. Tapi saya juga harus mengakui: komunitas bisa menjadi pedang bermata dua.
Di satu sisi, komunitas adalah tempat lahirnya semangat. Di sana, orang-orang berbagi pengalaman nyata, saling bantu, saling dorong. Komunitas bisa menjadi katalis perubahan, bahkan lebih cepat dari institusi formal. Tapi di sisi lain, komunitas juga bisa melahirkan bias baru---terutama ketika didominasi oleh anggota yang terlalu "hardcore."
Saya menyaksikan sendiri bagaimana sebagian komunitas EV terjebak dalam glorifikasi teknologi. Ada yang menganggap sepeda motor listrik harus punya torsi tertentu, harus bisa fast charging, harus pakai sistem swap battery, dan sebagainya. Ada pula yang fanatik pada satu merek, menolak interoperabilitas, bahkan menolak diskusi tentang kebutuhan pengguna biasa.
Narasi yang dibangun pun kadang terlalu teknikal, terlalu eksklusif. Seolah-olah hanya mereka yang paham spesifikasi dan algoritma baterai yang layak bicara soal EV. Padahal, transisi ke kendaraan listrik bukan soal membentuk elite baru, melainkan membuka akses seluas-luasnya.