Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Palagan Ambarawa Membara

20 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 21 Oktober 2022   00:50 4278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara strategi, pasukan pejuang bersama TKR berhasil mendesak Sekutu hingga nyaris terjebak di area benteng. Pada beberapa titik desa pun pecah baku tembak yang semakin sengit. Soedirman yang memerintahkan Isdiman untuk turun membantu dan terlibat dalam pertempuran di Ambarawa, sudah tidak lagi segan memberi perintah menyerang.

Begitupula dengan Gatot Soebroto, gerak cepat pasukan dari Surakarta untuk membantu pertempuran di Ambarawa semakin banyak direspon oleh para pejuang. Baik TKR ataupun laskar-laskar bersenjata. Sebuah front pertempuran besar yang konon lebih masif dan sarat strategi seperti yang meletus di Surabaya pada 10 November kemudian.

Pada suatu pertempuran dalam upaya pembebasan dua desa di sekitar Ambarawa dari tangan Sekutu, Isdiman bersama pasukannya digempur dari udara oleh pesawat P-51 Mustang. Tembakan gencar dari pesawat "Cocor merah" itu tepat mengenai Isdiman yang tengah memberikan perlawanan. Seketika Isdiman gugur dalam kronik Palagan Ambarawa.

Gerbong kereta api di Museum Palagan Ambarawa (Sumber: dokpri)
Gerbong kereta api di Museum Palagan Ambarawa (Sumber: dokpri)

Perang yang berkecamuk di Ambarawa memang terjadi hingga beberapa bulan lamanya. Soedirman yang kala itu mengetahui Isdiman telah gugur, langsung turun untuk melakukan konsolidasi dengan para pasukan Republik. Nah, disinilah muncul strategi Supit Urang yang terkenal itu. Tidak lain adalah pengepungan kota Ambarawa dengan metode menjepit dari berbagai sektor.

Sedangkan di ujung strategi, dipersiapkan satu jalan keluar yang dapat dijadikan sebuah gerakan penghabisan. Tidak lain tentu saja mengarah kepada jalan kembali ke Semarang. Pada pertempuran besar di bulan November 1945, Sekutu bahkan mengerahkan para tawanan Jepang untuk menyerang balik para pejuang yang bertahan di beberapa sektor di sekitar Bedono.

Nah, disini kita ketahui, bahwa kecamuk Pertempuran Surabaya sedianya terjadi pada kurun waktu yang sama dengan kronik Pertempuran Ambarawa. Jadi, kala itu pecahnya dua front besar pertempuran, baik di Surabaya dan Ambarawa merupakan bagian dari masa-masa bersiap yang penuh dengan aksi pertempuran di berbagai daerah.

Selama bulan Desember 1945, pertempuran semakin hebat terjadi. Strategi "Supit Urang" efektif dalam memutus dukungan logistik pasukan Sekutu dari Semarang. Sedangkan yang bertahan di kota, semakin terjepit dan kekurangan amunisi. Terlebih jalur komunikasi juga berhasil diputus oleh pasukan Republik.

Hingga akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945, pertempuran pun diakhiri dengan gerak mundur pasukan Sekutu dari Ambarawa. Mereka undur diri dan kembali ke Semarang sejak sehari sebelumnya, dengan menelan kekalahan yang sangat fatal. Kala itu memang tujuan Sekutu adalah menguasai Ambarawa yang strategis berada di tengah Jawa Tengah dengan akhir kegagalan.

Kemenangan besar dari pasukan pejuang, baik TKR beserta laskar di Ambarawa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Juang Kartika. Hingga kini, TNI Angkatan Darat memperingatinya sebagai bentuk semangat juang pasukan infanteri dengan melakukan kegiatan gerak jalan beranting. Sebagai wujud bakti perjuangan di masa lalu yang sejatinya dapat terpatri dalam konsep semangat juang TNI.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun