Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk tidak terjebak dalam fenomena Hustle Culture antara lain:
1. Filosofi Kerja
Bekerja dengan totalitas, bukan berarti semua waktu yang ada untuk pekerjaan. Jadi bilamana ada pekerjaan yang sepertinya tak kunjung usai, tak perlu berlebihan juga untuk menuntaskannya.
Dalam kelelahan fisik, menyelesaikan pekerjaan bisa jadi semacam bumerang; akan menghantam diri sendiri. Tetap atur waktu kerja, istirahat dan untuk aktivitas lainnya.
Tubuh manusia itu bukan seperti mesin atau robot. Mereka bisa disetel batas kemampuan maksimalnya. Manusia tidak punya kemampuan mumpuni seperti itu.
Filosofi sederhananya adalah seperti kalimat, "Bekerja untuk Hidup; bukan Hdup untuk Bekerja."
2. Ilmu Perbandingan
Kadang (atau mungkin sering) orang membandingkan antara satu dengan lainnya. Ingin juga bisa kaya, hidup berkecukupan. Makanya, prinsipnya adalah menghabiskan waktu dengan bekerja.
Nah, ini kan sama saja dengan rasa iri. Padahal orang yang dilihat tadi sebetulnya juga punya persoalan sendiri. Siapa tahu ia memiliki banyak harta tapi dengan cara hutang. Jadi kerja kerasnya untuk menutupi cicilan alias kredit yang ia tanggung.
Sama-sama bekerja giat. Mimpinya bisa saja sama, namun jalannya berbeda. Bukankah lebih enak capek kerja dulu tapi tak pusing memikirkan lagi untuk bisa memiliki ini dan itu. Ketimbang senang di awal, mimpinya berhasil. Tapi ia harus kerja keras mati-matian setelah itu.
3. Penghargaan Waktu dan Diri Sendiri