Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Strategi Cak Imin Menarik Simpati Prabowo Subianto

8 Agustus 2022   06:09 Diperbarui: 10 Agustus 2022   17:21 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PKB Muhaimin Iskandar saat deklarasi calon presiden Pilpres 2024 di Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (6/8/2022), Sumber: Kompas.Id

"Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda bisa bertaruh itu direncanakan seperti itu." - Franklin D. Roosevelt

Melanjutkan artikel sebelumnya "Ayo Tebak, Kenapa Prabowo Tunda Umumkan Pasangannya?" bahwa Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), besutan Prabowo Subianto, putera Begawan Ekonomi Prof. Soemitro Djojohadikusumo melakukan strategi ala Sun Tzu "Menepuk rumput agar ularnya keluar".

Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan, yang juga sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, setelah menunda Rapimnas dari tanggal 30 juli 2022 ke 13 Agustus 2022.

Sepertinya benar bahwa itu sebuah taktik atau strategi memancing reaksi lawan, dari beberapa pihak kubu atau kompetitor Partai Gerindra yang sekaligus calon mitra koalisinya. [Baca: 1]

Rapimnas Partai Gerindra terkait sikap politik menuju Pemilu Presiden (Pilpres 2024), banyak kalangan perkirakan bahwa momentum itu akan diadakan deklarasi koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ada kemungkinan Ketua Umum PKB, yang juga Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, baru sadar dan berpikir bahwa dirinya di tolak halus oleh Prabowo Subianto sebagai calon pasangan menuju Pilpres 2024, setelah ada penundaan Rapimnas.

Baca juga: Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024

Sebenarnya banyak kandidat cawapres yang sudah bertandang menemui Prabowo Subianto. Tapi Cak Imin yang sedikit aktif, dan memang tumpuan harapan paling besar bersama Prabowo Subianto, dirinya bersedia sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto sebagai Capres. 

Pasti Cak Imin merasa cocok sebagai Cawapres, dari sudut pandang peluang mendapat ruang dan potensi kemenangan di Pilpres 2024 cukup besar, namun kalkulasi Prabowo Subianto mungkin jauh berbeda.

Padahal pasca Cak Imin ketemu Prabowo Subianto (18/6) sudah menyatakan bahwa PKB siap bekerja sama dengan Partai Gerindra secara penuh, baik pada Pemilu maupun Pilpres 2024. Malah draf deklarasi sudah disiapkan menjelang Rapimnas Gerindra yang tertunda itu.

Baca juga: Genderang "Perang" Jokowi Vs Megawati Ditabuh Melalui Musra Relawan Projo

Relawan Cak Imin Unjuk Kekuatan

Sebagai tanda Cak Imin tidak kehabisan akal untuk angkat kaki sekaligus tetap mencoba ingin kembali lagi ke Prabowo Subianto, maka melalui DPW PKB Jawa Timur ia mengerahkan sekitar 75 ribu relawan datang ke GOR Deltras Sidoarjo, Jawa Timur. [baca: 2]

Tujuannya untuk konsolidasi Relawan Cak Imin mendaulat Cak Imin menjadi Capres pada Pilpres 2024 di acara Gus Muhaimin Festival The Next 2024 dalam rangka Harlah ke-24 PKB di Sidoarjo, Sabtu (6/8).

Terbaca acara konsolidasi itu merupakan strategi unjuk kekuatan (show of force) di Jawa Timur, di mana wilayah ini sangat dibutuhkan basis suaranya oleh Prabowo Subianto, karena Partai Gerindra selalu kalah di Jawa Timur saat bersama PKS. [Baca: 3]

Baca juga: Injury Time: Prabowo Subianto Berjuang Sendiri

Strategi Kalem Prabowo Subianto

Strategi Prabowo Subianto juga sangat adem dan cerdas untuk menolak secara tidak langsung Cak Imin dengan menunda Rapimnas Partai Gerindra, apakah benar analisa ini?

Sebenarnya Prabowo Subianto inginkan pasangan dari elit PKB (alternatif kedua selain Puan Maharani di PDI-P), tapi di PKB bukan cak Imin, karena diketahui Cak Imin tidak maksimal menguasai Nadhlatul Ulama (NU).

Bisa jadi Prabowo Subianto inginkan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur) atau Mahfud MD, meski tidak semudah itu PKB dilepaskan Cak Imin. Kecuali, ada keterpaksaan sebagaimana batalnya Mahfud MD jadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019.

Ada keretakan hubungan yang cukup kental antara Cak Imin dengan Keluarga Gus Dur, juga terhadap Mahfud MD (Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan) pasca Pilpres 2019. Jadi sangat jelas posisi Cak Imin di NU, tidak cukup berpengaruh 100 persen.

Baca juga: Ayo Tebak, Kenapa Prabowo Tunda Umumkan Pasangannya?

Menjadi tujuan utama Prabowo Subianto melakukan "manuver politik" melalui Rapimnas, sebenarnya hanya ingin mengirim pesan politik ke Megawati dan Presiden Jokowi.

Rapimnas Partai Gerindra dengan acara utama adalah penentuan sikap serta Deklarasi Pilpres 2024 tanpa menyebut pasangannya. Tentu semua pihak prediksi Prabowo Subianto bersama Cak Imin.

Ternyata strategi Prabowo Subianto berhasil menyentuh rasa alias kebatinan "politik" Presiden Jokowi atau Megawati, sehingga Rapimnas Partai Gerindra tertunda di Bogor, Jawa Barat. 

Namun ternyata Cak Imin ikut juga kena dampak, Merasa ingin ditinggalkan, kondisi ini dijadikan stratergi balik Cak Imin melakukan manuver, melalui Deklarasi Capres 2024 oleh relawannya di Jawa Timur.

Baca juga: Puan Maharani Capres, PDIP Potensi Kalah Pilpres 2024

Strategi "semi manuver" antara "angkat kaki dan unjuk kekuatan" di Jawa Timur sebagai basis Cak Imin dan NU, bahwa relawan Cak Imin inginkan sebagai Capres dan bukan Cawapres di 2024, ini trik atau bungkusan pesan politiknya ke Prabowo Subianto.

Padahal sesungguhnya Cak Imin, sebagai salah satu tokoh politik yang punya banyak pengalaman, sudah mengukur kemampuannya.

Gus Imin paham bahwa melalui PKB yang dia pimpin hanya posisi Cawapres saja. Itu salah satu pengalaman kalkulasi politik Cak Imin, memahami dirinya. Ahirnya nampak tidak serakah.

Tapi bisa pula (dianalisa) Cak Imin ingin memperlihatkan bahwa dirinya punya akses dan kekuatan besar pada warga Nahdliyin di Jawa Timur, sebelum Rapimnas Gerindra (13/8).

Baca juga: Kenapa Megawati Ragu Jagokan Puan Maharani sebagai Bacapres 2024?

Tapi sepertinya Prabowo Subianto sudah tangkap strategi itu sebagai seorang militer yang piawai. Bahwa tetap tidak akan memilih Cak Imin, karena sangat riskan. 

Kita tunggu karena Senin, (8/8) Prabowo Subianto dan Cak Imin, akan bersama-sama ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan masing masing parpolnya, Partai Gerindra dan PKB.

Cak Imin cerdas menangkap peluang dan keinginan Prabowo Subianto menyasar pemilih Islam tradisional, khususnya yang mayoritas selama ini menjadi basis konstituen PKB.

Selama ini, Prabowo Subianto berkoalisi dengan partai Islam berbasis Islam kota seperti PKS, di Pemilu 2014 dan 2019 namun selalu kalah.

Semua tidak mudah, karena hubungan PKB dengan PBNU dan keluarga Gus Dur tidak solid. Basis Nahdliyin belum tentu solid ke PKB jika PBNU beda mazab memilih apolitis atau independen di 2024.

Baca juga: Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024

Diprediksi Prabowo Subianto menunggu pasangan yang akan di endorse oleh Presiden Jokowi, atau bisa jadi akan bersama PDI-P. 

Seandainya ada Parpol yang mendorong Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif, Sandiaga Salahudin Uno, wah ini yang ditunggu oleh Prabowo Subianto.

Karena sangat jelas dalam kalkulasi politik Megawati, bahwa bila Puan Maharani diposisikan sebagai Cawapres, maka hanya Prabowo Subianto jadi pilihannya.

Sangat kuat posisi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, bisa berkoalisi pada partai politik (Parpol) apa saja, dan hanya butuh satu Parpol) untuk mencapai Presidential Threshold 20%.

Baca juga: Indonesia Minim Calon Presiden, Kenapa?

Namun tetap harus dalam pertimbangan matang memilih Cawapres pendamping Prabowo Subianto yang bisa imbangi kekurangannya, untuk diterima di seluruh masyarakat Indonesia.

Mungkin itu buah dari sabar Prabowo Subianto yang sudah kalah tiga kali dalam Pilpres, sehingga santai saja mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, dan tidak ribut menjadi oposisi, untuk menunggu lima tahun tibanya Pilpres 2024.

KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur Presiden RI ke-4 yang juga paman Cak Imin, pernah meramal bahwa Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia tua. Kita tunggu ramalan Gus Dur itu. 

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 8 Agustus 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun