Politik mengatur hidupmu! Jika skeptis dan tak ambil bagian, orang lain yang putuskan nasibmu. Ideologi butuh organisasi. Saya memilih PKS!
Sudah hampir tiga dasawarsa menjalankan Reformasi, negeri ini justru menjauh dari cita demokrasi. Perlu kembali ke demokrasi dengan substansi.
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, peta politik global tergambar ulang oleh gelombang kemenangan partai-partai sayap kanan populis dan perubahan
Demokrasi modern senantiasa bergulat dengan pertautan kompleks antara sistem kepartaian dan bentuk pemerintahan. Di Indonesia pasca-reformasi, perdeba
Panembahan Pakunegara : Sudah saatnya Kesultanan dipimpin tokoh Profesional
Demokrasi yang sehat lahir dari partai politik yang transparan. Reformasi dimulai dari keterbukaan keuangan.
Setiap kali pemilu usai, panggung politik di Indonesia tak pernah luput dari drama tuding-menuding. Lembaga yang paling sering menjadi sasaran kritik
Digital Pancasila sistem baru yang tidak memberikan ruang bagi kebohongan, membuat korupsi mustahil, suara rakyat di dengar bukan di tunggangi
Panembahan Pakunegara ajak tokoh profesional pimpinan Kesultanan
Para anggota dewan, sudah tidak berharga di mata rakyat, para mafia
Erosi ideologi partai politik yang menyebabkan hancurnya sistem pemerintahan dan demokrasi.
Keputusan Partai Politik menonaktifkan Anggota/pimpinan DPR RI merupakan bentuk kekaburan hukum
Demokrasi tanpa kualitas hanyalah demokrasi yang rapuh.
Menjadi Anggota Dewan itu Pekerjaan atau Dedikasi ???
Ketika rakyat tidak lagi percaya kepada pemerintahnya, yang runtuh bukan hanya hubungan politik, tetapi juga sendi-sendi sosial ekonomi demokrasi
Gelombang demonstrasi adalah alarm: rakyat sudah muak jadi penonton sandiwara politik. Penonaktifan kader DPR tanpa sanksi nyata hanyalah kosmetik.
Karena pada akhirnya, integritas partai adalah cermin dari kesehatan demokrasi kita.
Presiden dan ketua umum partai harus mengembalikan politik untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
DPR hedonis lahir dari partai yang abai kaderisasi. Rakyat menanti tanggung jawab partai mencetak wakil sederhana, bukan elite glamor.
DPR hedonis lahir dari partai yang abai kaderisasi. Rakyat menanti tanggung jawab partai mencetak wakil sederhana, bukan elite glamor.