Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Puan Maharani Capres, PDIP Potensi Kalah Pilpres 2024

2 Juli 2022   00:47 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:55 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani, Ketua DPR RI. Sumber : ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

"Harapan kita bersama bahwa kepala negara ke depan pasca Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin harus lebih cerdas dan berwibawa, jangan sampai salah pilih, Indonesia bisa mulai dari nol lagi." H. Asrul Hoesein, Founder Green Indonesia Foundatin Jakarta.

Hiruk pikuk politik pencapresan 2024 mulai menyita waktu para partai politik (parpol) ataupun para politikus dalam "promosi" pencapresan dan tentu mengejar tandem koalisi, khususnya menteri-menteri dan pejabat lainnya yang bakal menjadi calon presiden dan wakil presiden. Tujuan mereka, tentu agar masuk radar lembaga survey agar dilirik elit parpol atau terlebih oleh King Maker Pilpres 2024.

Sayup terdengar wacana dari Teuku Umar Jakarta, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Ketum PDIP) Megawati Soekarnoputri, diperkirakan
akan menjagokan Putri Mahkota Puan Maharani (Ketua DPR RI) sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024.

Kalaupun Megawati memaksakan kehendak yang dimilikinya yaitu pemegang Hak Prerogatif untuk menunjuk dan menetapkan bacapres dari PDI Perjuangan, sekaligus Puan Maharani yang diunggulkan sebagai bacapres dari PDI Perjuangan, itu akan menuai resistensi yang cukup berani dan beresiko.

Resiko itu bisa datang dari internal PDI Perjuangan, khususnya para pendukung Ganjar Pranowo yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Terlebih akan banyak mendapatkan pro-kontra dari eksternal, rakyat. Publik pada umumnya diprediksi belum bisa menerima Puan Maharani masuk Istana RI 1, kecuali mungkin RI 2.

Rakyat pasti tidak mau tahu apa itu Hak Prerogatif dan lain sebagainya yang berbau politik segala dari parpol, rakyat hanya inginkan calon presiden dan wakil presiden ke depan yang lebih baik daripada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Rasanya Puan Maharani belum bisa menarik simpati rakyat saat ini, dibanding Ganjar Pranowo dan Risma Rismaharini. Kecuali mungkin, Puan Maharani sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo (tanpa koalisi) atau yang lebih pas dan stratejik adalah bersama Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra. PDI Perjuangan dan Partai Gerindra bisa memenangkan Pilpres 2024.

Penulis menyarankan, agar Megawati lebih sedikit memakai "logika leader" dan pembacaan situasi kebatinan politik sejak masuknya Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Agar situasi dan kondisi tersebut dipertimbangkan alias pertahankan konsistensi.

Ada apa Prabowo Subianto tidak berada pada oposisi di pemerintahan Presiden Jokowi?, hal ini perlu dihargai oleh Megawati dan Presiden Jokowi. Kalau memang Megawati ingin dorong Putri Mahkota, sebaiknya Megawati pasangkan Prabowo-Puan. Jangan terlalu ambisiuslah, nanti terjatuh tanpa sadar.

Ingat, Megawati saat ini berada pada posisi hampir istirahat alias pensiun dalam politik "kekuasaan" di Indonesia. Berahirlah dengan baik. Tuntunlah anak bangsa ini dengan obyektif sebagai negarawan. Jadilah negarawan sejati dengan meninggalkan jejak positif abadi.

Kalau Megawati paksakan, bisa jadi akan memperburuk karir politiknya diahir zaman kekuasaan di PDI Perjuangan dan sejarah perpolitikan seorang Megawati di Indonesia dan dunia, yang telah mengantar dengan baik Presiden Jokowi dua periode dan juga sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Setidaknya ada 3 kader PDI Perjuangan yang dinilai memiliki kriteria untuk maju dalam kontestasi politik atau kandidasi Pilpres 2024 mendatang, yakni Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. (Baca: PDIP Ungkap 3 Kader Penuhi Kriteria Capres 2024)

Puan Maharani haruslah belajar dulu sebagai wapres sebelum menjadi presiden, posisi Puan Maharani sebagai bacawapres itu lebih dari cukup. Kalau memaksa keadaan, bukan hanya pribadi Megawati dan keluarga yang menuai kerugian, tapi PDI Perjuangan.

Hitung-hitung ikuti jejak Megawati sendiri, dari wapres ke presiden dan bahkan Puan akan pecahkan rekor politik daripada Megawati, dimana posisi Puan dari Menteri dan Ketua DPR RI. 

Jangan juga paksakan Puan Maharani untuk menduduki kursi Ketum PDI Perjuangan (prediksi keinginan dan gelagat Megawati), masih banyak kader mumpuni lainnya. Kelihatan ada gejala dari Megawati dengan strategi tidak melepas dirinya sebagai Ketum PDI Perjuangan dari awal berdirinya sampai sekarang.

Puan Maharani juga berpotensi pecahkan rekor keluarga Indonesia yang menjabat posisi di istana presiden dari kakek hingga cucu. Bila PDI Perjuangan masih kuat dan bakal menjadi RI Satu di 2029-2034.

Karena bila Megawati tidak mendorong Puan Maharani ke bacapres, maka dengan mudah Puan Maharani melajutkan estapet kepemimpinan di PDI Perjuangan.

Sekedar catatan, kalau PDI Perjuangan maju sendiri tanpa tandem parpol lainnya, diperkirakan ada 4 pasangan bacapres akan maju di Pilpres 2024. Artinya akan terjadi 2 putaran dan PDI Perjuangan bakal kalah di Pemilu dan Pilpres 2024.

Empat pasang bacapres 2024, bisa datang dari PDI Perjuangan (tunggal), Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Gerindra dan koalisinya serta Partai NasDem bersama koalisinya.

Kita tunggu?!

Surabaya, 2 Juli 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun