Kalau Megawati paksakan, bisa jadi akan memperburuk karir politiknya diahir zaman kekuasaan di PDI Perjuangan dan sejarah perpolitikan seorang Megawati di Indonesia dan dunia, yang telah mengantar dengan baik Presiden Jokowi dua periode dan juga sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Setidaknya ada 3 kader PDI Perjuangan yang dinilai memiliki kriteria untuk maju dalam kontestasi politik atau kandidasi Pilpres 2024 mendatang, yakni Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. (Baca: PDIP Ungkap 3 Kader Penuhi Kriteria Capres 2024)
Puan Maharani haruslah belajar dulu sebagai wapres sebelum menjadi presiden, posisi Puan Maharani sebagai bacawapres itu lebih dari cukup. Kalau memaksa keadaan, bukan hanya pribadi Megawati dan keluarga yang menuai kerugian, tapi PDI Perjuangan.
Hitung-hitung ikuti jejak Megawati sendiri, dari wapres ke presiden dan bahkan Puan akan pecahkan rekor politik daripada Megawati, dimana posisi Puan dari Menteri dan Ketua DPR RI.Â
Jangan juga paksakan Puan Maharani untuk menduduki kursi Ketum PDI Perjuangan (prediksi keinginan dan gelagat Megawati), masih banyak kader mumpuni lainnya. Kelihatan ada gejala dari Megawati dengan strategi tidak melepas dirinya sebagai Ketum PDI Perjuangan dari awal berdirinya sampai sekarang.
Puan Maharani juga berpotensi pecahkan rekor keluarga Indonesia yang menjabat posisi di istana presiden dari kakek hingga cucu. Bila PDI Perjuangan masih kuat dan bakal menjadi RI Satu di 2029-2034.
Karena bila Megawati tidak mendorong Puan Maharani ke bacapres, maka dengan mudah Puan Maharani melajutkan estapet kepemimpinan di PDI Perjuangan.
Sekedar catatan, kalau PDI Perjuangan maju sendiri tanpa tandem parpol lainnya, diperkirakan ada 4 pasangan bacapres akan maju di Pilpres 2024. Artinya akan terjadi 2 putaran dan PDI Perjuangan bakal kalah di Pemilu dan Pilpres 2024.
Empat pasang bacapres 2024, bisa datang dari PDI Perjuangan (tunggal), Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Gerindra dan koalisinya serta Partai NasDem bersama koalisinya.
Kita tunggu?!
Surabaya, 2 Juli 2022