Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Fiksi Click] Rekayasa Tanah Amerika Latin

16 Oktober 2016   03:47 Diperbarui: 16 Oktober 2016   15:46 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emok baru saja tiba dari Bandung, ini kali ketiga ia datang ke Jakarta. Tentu alasannya hanya satu: mencari kerja. Ia punya nama asli Imas Kliwok dan Emok adalah sapaan kecilnya, yang sampai sekarang ia gunakan. Entah bagaimana awalnya, yang jelas ia sama sekali tidak peduli. Apalah arti sebuah nama jika manfaatnya sama saja: untuk dipanggil.

Tepat di sebelahnya seorang lelaki tertidur dengan mata terjaga dan mendengkur. Emok sedikit terganggu, tapi kakinya terasa berat untuk bangkit dari tempat duduknya, kemudian pindah ke tempat duduk lain.

Malam itu kereta akan membawanya ke kediaman kakaknya. Sekedar istirahat, karena esok ia mesti ikuti tes di salah satu perusahaan. Emok memandang keluar jendela. Bulan yang berwarna pucat pasi itu mengikutinya.

***

Di kereta itu, malam lelap pada lelah punggung-punggung penumpangnya. Seakan meniadakan bahwa kereta akan berhenti tiap stasiun, menaiki dan menurunkan penumpang. Ada yang pergi dan digantikan yang lain lagi.

***


Tak lama, Ewok berdiri. Melihat kanan dan kiri. Ia pindah tempat duduk dan memilih di sebelah Emok. Emok sedikit bergeser. Awalnya diam, sampai akhirnya menenggelamkan kepalanya di pundak Emok. Entah mengapa, dengan kesediaan yang lapang, Emok menerima kepala Ewok.

Tidak, Ewok tidak tidur. Ewok hanya menyandarkan kepalanya. Emok memegang kepala Ewok, mengaturnya supaya bisa lebih nyaman. Sungguh, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya. Hanya gerak dan sebuah pengertian; Ewok lelah, sedangkan Emok berusaha berbuat baik saja.

Satu penumpang naik dari stasiun yang tidak mereka tahu. Membawa sekardus mie instan yang diikat temali warna hijau. Ewok dan Emok tahu, isinya bukanlah seperti apa yang tertulis di kardusnya. Barangkali oleh-oleh cemilan atau apalah dari kampung halaman. Ia duduk di seberang Ewok dan Emok. Kardusnya dinaikkan ke bagasi atas.

Hal pertama yang dilakukan orang itu adalah merias wajahnya. Ia keluarkan lipstik, blass-on, dan pensil alis. Padahal ia laki-laki. Emok tersenyum. "Tidak hanya dandan, di kereta bahkan kamu bisa berganti pakaian," ujar Ewok sambil menatap Emok, kepalanya susah diangkat dari pundak.

Emok kemudian membuang arahan pandangnya ke ujung gerbong. Ada sebuah pintu yang menyambungkan antar kereta. "Biasanya di sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun