Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Fiksi Click] Rekayasa Tanah Amerika Latin

16 Oktober 2016   03:47 Diperbarui: 16 Oktober 2016   15:46 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisa kamu bayangkan, menahan seseorang dengan tangan sebagai tumpuan ke jendela, supaya tidak mengganggu seorang ibu yang menyusui anaknya yang barangkali merengek karena kegerahan. Kereta sedang penuh-penuhnya dan kamu, mau-tidak mau melakukan itu."

"Ada lagi yang menjengkelkan. Orang yang memanfaatkan keadaan dengan meluapkan birahinya yang tidak didapatnya semalam di rumah oleh istrinya: mengeluarkan kemaluannya dan menggesekkan ke perempuan di depannya. Saat kereta penuh, semua terasa sama saja. Pernah satu waktu itu menimpa seorang pelajar. Ketika turun kereta, dekat pintu keluar stasiun, ia menangis sejadi-jadinya. Hanya bajingan yang melakukan itu, sayang belum melihatnya langsung. Jika bisa, mungkin sepanjang sisa hidupnya orang itu akan masturbasi dengan pikiran saja, sebab tidak punya lagi alat kemaluan. Tidak usah takut, itu sangat pantas diberikan untuk orang-orang seperti itu."

"Jika kamu naik kereta sedikit siang, yang kamu temui adalah penumpang yang berbondong ingin memborong. Apa saja, dari baju sampai peralatan rumah tangga. Satu orang bisa membawa barang seberat 50 kilo, atau perabotan yang besarnya tiga kali lipat tubuhnya. Mereka bisa membawa itu,"

***

Sudah tidak ada siapa-siapa di kereta. Hanya mereka berdua: Ewok dan Emok. Sampai masinis mengingatkan tanda bahaya lewat pengeras suara.

Awalnya hanya kedua tangan Ewok dan Emok yang saling dekap. Namun, pelahan tubuh mereka mendekat. Semakin dekat. Ewok dan Emok berpelukan. Sambil memejamkan mata, keduanya berdoa. Lagi, keduanya berdoa dengan cara dan kepercayaan masing-masing. Ewok membisikkan doanya di telinga Emok. Ewok mendengar bisikan doa Emok yang dipanjatkan di telinganya. Keduanya tenang dalam doa masing-masing.


Ada satu guncangan besar dari arah belakang kereta.

***

"Apa mungkin itu yang terjadi di kereta?" tanya Emok.

Tatapannya seperti tidak percaya. Tapi itu tidak dipedulikan Ewok, karena itu baru bisa dirasakan langsung. Percaya atau tidak, Ewok senang bisa menceritakan itu pada Emok.

Saat itu juga Emok seakan terpesona oleh kereta. Juga oleh Ewok yang telah mau bercerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun