“Laya ?” suara Agyas terdengar parau.
“Duduklah,” tawar wanita cantik itu sambil tersenyum.
Lelaki dekil menatap wajah cantik itu dalam-dalam. Bekas tetesan darah masih tersisa di sudut mulut Laya. Wanita berambut panjang itu coba menghilangkannya dengan sapu tangan lembut.
‘Mengapa ?” sebuah pertanyaan Agyas menggiring kegugupan Laya.
“Itu anakmu,” sahut Laya berkilah.
“Bukan itu tujuanku ke sini,” balas lelaki dekil itu.
“Dia selalu menanyakan ayahnya,” jelas wanita berparas cantik itu.
“Mengapa harus seperti ini ?”
“Dirimu yang meninggalkanku.“
“Jangan berkilah. Aku yakin, kamu tahu maksud kedatanganmu.”
“Tentang anak kita ?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!