"Kandidat sudah oke, tapi belum cocok dengan budaya perusahaan."
Kalimat itu terdengar sopan, diplomatis, dan sangat HRD. Tapi juga membingungkan.
Salah satu teman saya gagal diterima kerja dengan alasan ini. Padahal, katanya, ia sudah menjawab semua pertanyaan dengan tenang, sopan, dan percaya diri.
"Kalau memang kurang cocok, kenapa gak bilang dari awal? Atau kasih tahu, cocok itu maksudnya gimana?"
katanya sambil membuka notifikasi penolakan dari email HR.
Apakah ini kode halus dari HRD bahwa mereka tidak nyaman dengan cara bicara? Atau sebenarnya yang tak cocok adalah gaya rambutnya yang terlalu nyentrik?
Budaya Perusahaan Itu Apa Sebenarnya?
Di dunia kerja, istilah "budaya perusahaan" sering muncul, tapi jarang dijelaskan secara konkret.
Sebagian HRD memaknainya sebagai nilai-nilai, etika, dan gaya komunikasi yang dijunjung di tempat kerja. Tapi, bagi kandidat, istilah itu sering terdengar seperti "password tersembunyi" yang hanya diketahui orang dalam.
Misalnya, jika perusahaan punya budaya hierarki kuat, kandidat yang terlalu aktif bertanya bisa dianggap "melangkahi senior."
Sebaliknya, kalau perusahaan menekankan inovasi dan kreativitas, kandidat yang terlalu kaku bisa dianggap "tidak fleksibel."
Masalahnya, budaya ini jarang dijelaskan secara eksplisit. Di pengumuman lowongan kerja hanya tertulis:
"Kami mencari kandidat yang sesuai dengan budaya perusahaan kami."