Pernikahan merupakan salah satu tonggak penting dalam perjalanan hidup seseorang. Lebih dari sekadar simbol komitmen antara dua individu, momen ini sering kali menjadi ajang untuk merayakan cinta, keluarga, dan budaya. Tak mengherankan jika banyak pasangan ingin menjadikan hari pernikahan mereka sebagai peristiwa yang berkesan, istimewa, dan tak terlupakan.
Namun, di balik keinginan menciptakan momen yang sempurna, terdapat kecenderungan yang belakangan menjadi sorotan dalam industri pernikahan: banyak pasangan yang cenderung meniru konsep pernikahan orang lain secara utuh tanpa mempertimbangkan karakter pribadi kedua mempelai. Hal ini sering kali mengarah pada pernikahan yang kehilangan kekhasan dan makna.
Pandangan dari Para Ahli
Fenny Palijama, seorang profesional dari Kenisha Wedding Organizer, memberikan pandangannya dalam acara Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025. Menurutnya, sangat penting bagi calon pengantin untuk menyadari bahwa pernikahan bukan sekadar acara meriah yang mengikuti tren atau standar estetika tertentu. Sebaliknya, pernikahan seharusnya mencerminkan karakter, nilai, dan kepribadian kedua pasangan.
Ia menekankan bahwa menjadi diri sendiri adalah kunci utama untuk menjadikan pernikahan tidak hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna secara emosional dan spiritual. Fenny juga mengaitkan fenomena "pernikahan media sosial", di mana banyak pasangan terjebak dalam membentuk konsep pernikahan berdasarkan foto-foto viral dan unggahan selebritas, sebagai tantangan yang perlu diatasi.
Menciptakan Momen yang Bermakna
Dalam merencanakan pernikahan, pasangan disarankan untuk mengeksplorasi elemen-elemen yang mencerminkan jati diri mereka. Ini bisa berupa tema yang berhubungan dengan hobi bersama, budaya yang mereka anut, atau nilai-nilai yang mereka pegang. Dengan cara ini, pernikahan tidak hanya menjadi sebuah acara, tetapi juga sebuah perayaan yang merefleksikan perjalanan cinta mereka.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa pernikahan adalah tentang dua orang yang bersatu, dan semestinya dirayakan dengan cara yang paling autentik bagi mereka. Menciptakan momen berharga tidak perlu mengikuti tren, melainkan melalui kejujuran dan esensi dari hubungan yang mereka bangun.
---