Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pernikahan dan Seni Mengelola Keuangan Bersama

23 Mei 2025   10:27 Diperbarui: 23 Mei 2025   10:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(Thinkstockphotos via KOMPAS.com)

Pernikahan bukan sekadar perayaan cinta, tetapi awal dari perjalanan panjang membangun kehidupan bersama---termasuk dalam hal finansial. Sayangnya, banyak pasangan yang hanya fokus pada pesta dan biaya pernikahan, namun lupa merencanakan kehidupan setelahnya. Padahal, perencanaan keuangan pasca-menikah adalah pondasi penting bagi rumah tangga yang harmonis.

Justitia Tripurwasani dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menekankan pentingnya komunikasi terbuka soal uang, menyusun anggaran bersama, serta menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan panjang. Pasangan yang berhasil adalah mereka yang saling percaya dan bekerja sama dalam merancang masa depan.

Mulailah dari hal sederhana: diskusikan pemasukan, utang, dan pengeluaran rutin. Buat rekening bersama untuk kebutuhan rumah tangga, persiapkan dana darurat, dan mulai berinvestasi sesuai tujuan hidup. Jangan lupa mengevaluasi secara berkala, karena kebutuhan dan prioritas akan terus berkembang.

Cinta butuh komitmen, begitu pula dalam mengelola keuangan. Ketika pasangan bersatu dalam visi dan strategi finansial, mereka tak hanya bertahan, tapi tumbuh bersama. Pernikahan yang sehat bukan yang tanpa masalah, melainkan yang mampu menghadapinya dengan bijak dan penuh kesadaran.

Keterbukaan dan Kesepakatan: Fondasi Keuangan Keluarga yang Kokoh

Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kesiapan membangun kehidupan bersama---termasuk dalam hal keuangan. Banyak pasangan tersandung masalah bukan karena kekurangan, melainkan karena kurangnya keterbukaan. Sebelum mengikat janji suci, mulailah dengan diskusi jujur dan terbuka tentang kondisi keuangan masing-masing. Sampaikan dengan rendah hati segala hal---mulai dari jumlah pendapatan, cicilan, tanggungan keluarga, hingga kebiasaan belanja.

Kejujuran dalam tahap ini akan menumbuhkan rasa saling percaya. Bersama, susunlah kesepakatan yang disepakati dengan sadar. Misalnya, tetapkan batas pengeluaran yang harus didiskusikan bersama, atau buat sistem pembagian tanggung jawab keuangan sesuai kemampuan dan kenyamanan.

Langkah kecil ini sering kali menjadi penentu keberhasilan jangka panjang. Dengan transparansi dan kesepakatan yang matang, konflik bisa dicegah, dan setiap keputusan keuangan menjadi hasil kerja sama, bukan dominasi salah satu pihak. Pernikahan yang sehat tidak hanya dibangun oleh cinta yang membara, tetapi juga oleh kepercayaan yang tumbuh dari kejujuran sehari-hari. Jadikan pengelolaan keuangan sebagai ruang untuk saling mengenal lebih dalam---karena dari sanalah banyak nilai kehidupan bersama dimulai.

Ilustrasi pernikahan.(UNSPLASH/ALVARO CVG via KOMPAS.com)
Ilustrasi pernikahan.(UNSPLASH/ALVARO CVG via KOMPAS.com)

Membangun Masa Depan Bersama: Menyatukan Tujuan Keuangan Pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun