Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lebih dari Sekadar Kualifikasi: Mengapa Pendekatan Humaniora Penting dalam Perekrutan

22 Juni 2025   09:32 Diperbarui: 22 Juni 2025   09:53 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto kompasiana.com

Di tengah hingar-bingar dunia kerja modern yang penuh dengan angka, skor, dan algoritma, ada satu hal yang kerap terlupakan: manusia. Ya, manusia---bukan sekadar data di CV atau grafik hasil tes. Padahal, inti dari proses perekrutan adalah membangun jembatan antara individu dan organisasi. Jika jembatan itu dibangun hanya dengan beton angka, bukan dengan nilai-nilai kemanusiaan, jangan heran jika yang melintas justru hanyalah ketimpangan budaya kerja dan tingginya turnover.

Pendekatan humaniora dalam perekrutan bukanlah romantisme idealistik. Ia adalah kebutuhan strategis. Ia adalah jalan untuk menciptakan tempat kerja yang produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

Di Balik Angka, Ada Potensi yang Tak Terukur

CV yang penuh prestasi akademik dan tes kepribadian berbasis skala Likert memang menggoda. Tapi benarkah itu cukup? Bagaimana dengan empati? Daya lenting mental? Kemampuan mendengar dengan tulus? Semua itu---yang kita sebut sebagai bagian dari kompetensi humaniora---jarang terukur, tapi justru menentukan bagaimana seseorang bekerja dalam tim, menghadapi krisis, atau memimpin dengan hati.

Mengabaikan dimensi ini sama saja seperti membeli lukisan hanya dari deskripsi warnanya, tanpa melihat keseluruhan kanvas.

Wawancara: Dialog, Bukan Interogasi

Berapa kali sesi wawancara terasa seperti ruang sidang? Padahal, wawancara seharusnya menjadi proses saling mengenal. Saat HRD terlalu terpaku pada daftar pertanyaan kaku, peluang memahami nilai-nilai dan motivasi kandidat bisa terbuang sia-sia. Pendekatan humaniora mengajarkan bahwa mendengar---bukan sekadar menguji---adalah kunci untuk membuka potensi tersembunyi.

Inilah saatnya wawancara kerja berevolusi dari "tanya-jawab cepat" menjadi "obrolan bermakna".

Budaya Kerja: Rumah Kedua yang Harus Nyaman

Pernah merasa "salah rumah" setelah diterima kerja? Mungkin bukan karena gajinya kurang, tapi karena nilai-nilai pribadi bertabrakan dengan budaya perusahaan. Pendekatan humaniora menekankan pentingnya keselarasan antara individu dan lingkungan kerja. Ini bukan tentang "cari yang cocok dengan kita", tapi tentang bagaimana menciptakan ruang yang menerima dan mendukung keragaman manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun