Pendidikan merupakan faktor penentu utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang kompetitif di tingkat global. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikannya. Menyongsong Visi Indonesia Emas 2045, yang memprioritaskan pembangunan manusia yang unggul, sektor pendidikan memainkan peran yang sangat strategis.
Dalam konteks ini, model pendidikan Cina yang telah berhasil menunjukkan kemajuan signifikan dalam pembangunan SDM menjadi referensi yang relevan untuk Indonesia. Suka tidak suka Negara Cina menjadi kekuatan baru di dunia dalam kemajuan berbagai bidang mulai dari Pendidikan, Ekonomi dan budaya. Dengan mempertimbangkan konteks sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda, artikel ini bertujuan untuk membandingkan sistem pendidikan di Cina dan Indonesia serta menganalisis implikasi dari RPJMN Pendidikan Indonesia 2025--2029 terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Pendidikan di Cina dikenal dengan karakteristik yang sangat terstruktur dan kompetitif. Sistem pendidikan di Cina dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang terpusat dan didorong oleh ujian standar yang ketat. Menurut data OECD (2021), Cina telah berinvestasi besar dalam sektor pendidikan, dengan alokasi anggaran pendidikan mencapai sekitar 4% dari PDB. Hal ini mendukung infrastruktur pendidikan yang berkembang pesat serta peningkatan kualitas guru.
Sedangkan di Indonesia, meskipun terdapat kemajuan, kualitas pendidikan masih terhambat oleh disparitas antara wilayah, kualitas pendidik, serta keterbatasan infrastruktur. Berdasarkan data Bank Dunia (2020), Indonesia mengalokasikan sekitar 3,6% dari PDB untuk pendidikan. Sementara itu, angka melek huruf di Indonesia sudah cukup tinggi, namun terdapat ketimpangan besar antara kota besar dan daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dalam hal akses dan kualitas pendidikan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) 2025--2029 Indonesia memiliki fokus besar pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui reformasi pendidikan. Beberapa prioritas yang tercantum dalam RPJMN antara lain: 1) Peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis pada kompetensi abad 21, 2) Pemerataan pendidikan di daerah 3T, 3) Penguatan pendidikan karakter dan kebangsaan, 4) Kolaborasi multi-pihak antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Apabila kita menganalisis perbandingan antara sistem pendidikan Cina dan Indonesia, serta mengkaji implikasi RPJMN 2025--2029 menggunakan data-data  yang berasal dari berbagai sumber yang mencakup laporan resmi pemerintah, publikasi internasional (OECD, Bank Dunia, UNESCO), serta studi kasus pendidikan di Cina, maka kita akan memperoleh banyak fakta-fakta menarik.
Dilihat dari aspek kurikulum dan pembelajaran, Cina menerapkan kurikulum yang sangat terstruktur dan mengutamakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ujian standar (Gaokao) menjadi penentu utama kelanjutan pendidikan siswa ke jenjang lebih tinggi. Sedangkan Indonesia, melalui Kurikulum Merdeka, menekankan pada pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter, meskipun implementasinya masih bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Berdasarkan laporan UNESCO (2022), tingkat keberhasilan siswa dalam ujian internasional (PISA) di Cina menunjukkan skor yang jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yang mencerminkan kualitas pembelajaran yang lebih unggul di Cina.
Berdasarkan aspek pendidikan karakter dan kewarganegaraan, Cina telah mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam setiap aspek pendidikan. Pendidikan karakter dan etika diajarkan melalui mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler sedangkan di Indonesia, pendidikan karakter juga menjadi fokus, namun implementasi Pancasila sebagai landasan moral masih terkendala oleh variasi pemahaman di antara pengelola pendidikan. Hal ini diperkuat dengan hasil studi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2021), penerapan pendidikan karakter di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam penyerapan nilai-nilai Pancasila di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Berdasarkan aspek dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan, Cina memanfaatkan teknologi secara maksimal, termasuk menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam evaluasi dan pembelajaran. Platform e-learning yang berbasis AI telah menjadi bagian integral dari pembelajaran di tingkat dasar hingga tinggi. Sedangkan di Indonesia sedang dalam proses mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi, meskipun kesenjangan infrastruktur dan akses internet masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022), akses internet di Indonesia untuk pendidikan masih terhambat di banyak daerah, dengan 20% sekolah di daerah 3T yang tidak memiliki akses internet yang memadai.
Dengan adanya RPJMN 2025--2029 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia melalui beberapa langkah strategis,  yang sejalan dengan upaya memperkuat karakter dan kompetensi siswa, terutama dalam menghadapi tuntutan global maka terdapat  Poin-poin penting dari RPJMN yang dapat berperan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yaitu :
- Peningkatan Kualitas Pembelajaran