Mohon tunggu...
Harfi Admiral
Harfi Admiral Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Sepertinya, menulis sudah menjadi kewajiban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Musim Gugur untuk Piotr

28 April 2022   02:28 Diperbarui: 28 April 2022   22:01 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim gugur (Sumber Gambar : Pixabay.com)

“Tidak ada, Tuan Ludwik. Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar. Besok sudah musim gugur.” Piotr menjawab ceria. Dia selalu gembira jika Tuan Ludwik menyapanya.

Tuan Ludwik mengangguk paham. “Ini, Sernik yang masih hangat. Enak sekali jika dimakan di tengah cuaca dingin begini, Piotr.” Tuan Ludwik menyerahkan kue Sernik yang lezat. Asapnya masih menari-nari di atasnya.

Wajah Piotr berubah gembira. “Sungguh, Tuan Ludwik? Aku akan menerimanya dengan senang hati.” Piotr menerima kue Sernik itu dan langsung berlari kegirangan.

Tuan Ludwik tersenyum melihat tingkah Piotr yang menggemaskan itu. Semoga dia selalu sehat, gumam Tuan Ludwik.

Tanpa Piotr dan seluruh penduduk Warsawa sadari, dunia sedang bergerak dengan sangat cepat. Sebuah kekuatan yang lama tertidur mulai bangkit dan memberi ancaman yang sangat berbahaya ke seluruh tanah Eropa. Kekuatan itu, Reich Ketiga, sedang bersiap melakukan langkahnya yang mematikan. Pemimpinnya yang terkenal karena ideologi fasisnya yang radikal, telah siap bergerak untuk menaklukan Eropa dan dunia.

Piotr terus menyusuri jalanan utama kota Warsawa. Dia terkadang berhenti sejenak untuk memakan kue Serniknya yang lezat. Rasanya yang manis langsung terasa melumer di mulut bocah itu. 

Tiba-tiba, Piotr tersenyum ketika melihat rimbunan dedaunan yang mulai gugur. Warnanya oranye. Tergeletak di mana-mana. Aku bisa membuatkan Mama mahkota menggunakan ini, pikir Piotr bersemangat.

Dengan perasaan yang menggebu-gebu, Piotr kecil mulai memungut daun-daun yang berjatuhan itu. Dia memilih dengan teliti daun mana yang bagus dan indah untuk dijadikan mahkota untuk Mamanya kelak. Piotr lagi-lagi tersenyum sendiri membayangkan Mamanya yang cantik menggunakan mahkota yang dia buat.

Tanpa terasa, matahari sudah mulai menghilang di arah barat. Karena musim semi akan datang, waktu malam datang lebih cepat dari biasanya. Piotr hampir lupa waktu. Dia langsung bergegas mengemasi daun-daunnya dan mulai berlari pulang menuju rumah.

Di rumahnya, Nyonya Marek terlihat sangat khawatir. Dia tidak tahu ke mana perginya anak semata wayangnya itu. Biasanya Nyonya Marek tidak akan sekhawatir ini. 

Namun, barusan dia mendengar berita bahwa pasukan Jerman dikabarkan datang mendekat. Memang hanya kabar burung, tapi itu sudah bisa membuat Nyonya Marek bergidik ketakutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun