Dengan sedikit hujan di musim kemarau kita lantunkan rindu di tepi galau.
Tidak ada lagi yang tersisa selain waktu yang menciptakan gelisah.
Dan satu puisi yang pernah tercipta adalah tamsil dari perjumpaan pertama.
Mata bertemu mata, hati tersesat di dasar tanya.
Mengenalmu membuat luka di dadaku menganga.Â
Mengenalmu membuat piikiranku jauh terbuka.
Bukankah kita tak pernah ada dan akhirnya pun akan tiada.
Lihatlah bintang-bintang tumbuh menyertai kepergianmu yang semakin jauh.
Menyeret perih dari timbunan kenangan yang semakin angkuh.
Bawalah serta apa yang bukan menjadi milikku.
Selain air mata yang pernah jatuh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!