Mohon tunggu...
Mukhamad Hamid Samiaji
Mukhamad Hamid Samiaji Mohon Tunggu... Penulis dan Peneliti

Penulis, freelance, dan design grafis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menghadapi Anak Glophobia

20 September 2023   07:33 Diperbarui: 20 September 2023   07:36 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wikipedia

Secara sederhana, kita dapat simpulkan bahwa ketika anak sangat emosional, atau sangat terkejut, maka apapun yang dilihat, didengar, dan dirasakan, akan mengalir seperti air bah, masuk ke pikiran bawah sadar anak. Secara refleks pikiran bawah sadar akan mengeluarkan jejak rekaman peristiwa dan perasaan tersebut kembali ketika anak berada pada situasi atau peristiwa yang serupa. Inilah konsep terjadinya trauma pada diri anak. 

Lantas apakah glophobia semacam ini bisa disembuhkan? Glophobia merupakan sebuah trauma yang sifatnya wajar dan natural, sehingga bisa disembuhkan. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan cara yang tepat, yaitu tidak menakut-nakuti anak, tidak mengancam dengan hal yang dia takuti, tetapi tetap dengan pendekatan seorang anak, yakni bermain. Tujuannya adalah agar anak tumbuh menjadi peibadi yang merasa secure terhadap lingkungannya dan lebih tangguh menghadapi ancaman yang datang dari lingkungannya.

Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi glophobia dengan pendekatan bermain.

Pertama, bisa kita mulai dengan memainkan balon yang masih kempes. Ajak anak bermain dengan balon kempes tersebut. Berilah kesempatan pada anak untuk sekedar memegang balon kempes dahulu serta berilah pengertian dalam pikiran bawah sadar anak bahwa balon bukanlah benda yang berbahaya dan bisa menciderainya selagi itu bukan balon gas. Selanjutnya berdayakan akal anak untuk menyaksikan kenyataan bahwa tidak semua balon akan Meletus.

Kedua, tiuplah balon di depan anak dengan berisi sedikit udara dan ajaklah anak berdiskusi untuk membuat percobaan bersama-sama. Lepaskan balon (berisi sedikit udara) tersebut, biarkan balon terlempar sedikit.

Selanjutnya bersama-sama melakukan percobaan kalau balon (yang berisi sedikit udara) itu, ditusuk dengan jarum. Ia akan pecah dengan suara yang kecil. Lakukan ini berulang-ulang hingga anak berani mencoba meniup dan menusuk balon tersebut dengan jarum.

Ketiga, setelah anak mulai terbiasa, tambahkan kembali intensitasnya, dengan udara sedikit lebih banyak. Lakukan kembali seperti yang sebelumnya dilakukan.

Begitu seterusnya hingga anak dapat meniup balon dengan ukuran besar. Selanjutnya, cobalah untuk menusuknya kembali dengan jarum bersama-sama dan beri tahu anak agar menutup bagian telinga untuk meredam suara balon yang meletus. Selain itu juga agar anak menjadi tahu saat ada peristiwa yang sama ia akan mengetahui apa yang akan dilakukan.

Keempat, berilah apresiasi saat anak berhasil mencoba dan ceritakan dari buku yang mengandung gambar balon, ceritakan betapa senangnya saat mendapatkan sebuah balon. Sehingga dengan apresiasi ini, selain anak akan merasa senang karena berhasil melampaui ketakutannya juga merasa bangga.

Kelima, yang perlu diperhatikan adalah bersabarlah saat bermain, karena jika terburu-buru, justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu justru traumanya terhadap balon tersebut akan dirasakan kembali dan ketakutannya akan muncul.

Jika ini terjadi, maka prosesnya harus kita mulai lagi, dan mungkin akan sedikit lebih sulit untuk membujuk anak untuk mau melakukannya kembali sebab memori anak mengulang kembali atau ingat terhadap apa yang akan dilaluinya pernah mengalami kecelakaan kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun