Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlawanan Gen Z Terhadap Tren FOMO

3 Maret 2025   14:39 Diperbarui: 3 Maret 2025   14:39 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fear Of Missing Out Fomo And Joy Of Missing Out Jomo Vector Design Images (pngtree.com)

Kesadaran tentang kesehatan mental semakin meningkat, dan Gen Z lebih terbuka dalam membahas isu ini. Mereka mencari keseimbangan hidup dengan praktik seperti meditasi, journaling, olahraga, dan terapi untuk mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh FOMO.

6. Slow Living

Berlawanan dengan budaya hustle yang selalu terburu-buru dan ingin mencapai segalanya dengan cepat, tren slow living menekankan hidup dengan ritme yang lebih santai. Gen Z mulai mengadopsi gaya hidup yang lebih tenang, menikmati proses, dan menghindari tekanan untuk selalu produktif setiap saat.

7. Prioritas Koneksi Nyata

Daripada sekadar interaksi online, Gen Z semakin menghargai pertemanan dan hubungan yang lebih bermakna. Mereka lebih sering mengadakan pertemuan tatap muka, pergi ke alam terbuka, atau sekadar ngobrol tanpa distraksi ponsel.

8. Financial Awareness & Anti-Konsumtif

Banyak Gen Z yang mulai sadar akan pentingnya keuangan yang sehat. Mereka menghindari gaya hidup boros yang didorong oleh FOMO, lebih banyak menabung, berinvestasi, dan memilih pengeluaran berdasarkan kebutuhan, bukan tren semata.

Dengan berbagai tren ini, Gen Z semakin mampu melawan FOMO dan menjalani hidup dengan lebih sadar, bahagia, dan bermakna.

Penyebab Utama FOMO (Fear of Missing Out)

  1. Pengaruh Media Sosial
    Media sosial membuat orang terus-menerus melihat pencapaian, gaya hidup, atau kesenangan orang lain. Algoritma media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang menarik perhatian, membuat pengguna merasa "tertinggal" jika tidak ikut serta dalam tren tertentu.

  2. Perbandingan Sosial yang Berlebihan
    Manusia secara alami cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Ketika melihat teman atau influencer terlihat lebih sukses, bahagia, atau memiliki sesuatu yang lebih baik, seseorang bisa merasa kurang puas dengan kehidupannya sendiri.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun